Maduro mengatakan, granat itu memang tidak meledak. Namun, Maduro menyebut insiden ini sebagai upaya kudeta dan mengerahkan pasukan khusus untuk memburu "teroris" dalang di balik serangan tersebut.
"Saya mendesak MUD (koalisi oposisi) untuk turut serangan sarat upaya kudeta ini," ujar Maduro sebagaimana dikutip Reuters.
Mahkamah Agung Venezuela memang dikenal pro-pemerintah sehingga sangat dibenci oleh oposisi. Lembaga itu kerap mengambil keputusan sewenang-wenang dan merugikan badan legislatif yang dikontrol oposisi.
Para demonstran menuntut Maduro turun karena dianggap tidak becus memimpin negara dalam masa-masa sulit karena anjloknya perekonomian akibat turunnya harga minyak, hingga terjadi kelaparan dan kekurangan makanan.
Alih-alih mendengarkan aspirasi rakyatnya, Maduro malah menambah panas suasana dengan membentuk majelis baru yang mimiliki kewenangan untuk mengubah konstitusi.
Dengan dibentuknya badan ini, Maduro berharap konstitusi negara dapat disusun langsung oleh "badan rakyat" melalui "majelis konstituen" yang ia bentuk ini.
Maduro pun mengatakan, bahwa ia dan para pendukungnya akan angkat senjata jika pemerintahannya digulingkan lawan politik.
"Jika Venezuela terperangkap dalam kekacauan dan kekerasan, kami akan bertempur. Kami tidak akan menyerah dan apa yang tidak bisa dilakukan dengan pemilu, akan kami selesaikan dengan senjata. Kami akan membebaskan tanah leluhur dengan Senjata," katanya. (has)
Baca Kelanjutan Maduro Sebut Mahkamah Agung Diserang Granat dari Helikopter : http://ift.tt/2tjgaLkBagikan Berita Ini
0 Response to "Maduro Sebut Mahkamah Agung Diserang Granat dari Helikopter"
Post a Comment