Amerika 'Kelabakan', Trump Liburan ke Paris

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini tengah berada di Paris atas undangan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Keduanya akan berdiskusi mengenai Suriah dan pemberantasan terorisme, sembari merayakan Hari Bastille, yang jatuh pada Jumat (14/7).

Trump dan Macron sama-sama dipandang sebagai ‘anak kemarin sore’ di dunia politik. Keduanya tidak memiliki karir politik sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, namun menang dengan gemilang. Meskipun begitu, dari segi kebijakan luar negeri dan fokus pemerintahan, Trump dan Macron punya pendapat yang jauh berbeda, termasuk soal perdagangan dan perubahan iklim.

Itulah salah satu alasan Macron mengundang Trump berkunjung ke Paris.

“Bagi Perancis, ini adalah kesempatan unik untuk memamerkan kekuatan militer negara, dan itu penting bagi Trump,” kata Alexandra de Hoop Scheffer, Direktur lembaga think-tank Paris, GMF, dikutip Reuters.

Sebelumnya, Trump kerap menegur negara koalisi di NATO karena tidak membayar cukup bagian dalam pengeluaran militer.

Kendati Perancis juga tidak memenuhi harapan 2 persen anggaran militer NATO, Trump menyatakan senang bahwa pemerintahan Macron berniat memenuhi harapan tersebut di masa mendatang, sebut Gedung Putih.

Adapun selain membicarakan urusan bilateral, Trump juga akan ambil bagian dakam perayaan Hari Bastille. Dia dijadwalkan mengikuti upacara Les Invalides, kemudian tur ke museum perang Perancis dan mengunjungi makam Napoleon.

Setelah itu, Macron dan Trump serta istri-istri mereka akan makan malam di restoran di Menara Eiffel.

Kunjungan Trump ke Paris, merupakan undangan Macron yang dilayangkan saat keduanya bertemu di KTT G20, pekan lalu.

Secara keseluruhan, Amerika Serikat terkucilkan di pertemuan internasional tersebut, terutama karena Trump memutuskan keluar dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim.

Kanselir Jerman Angela Merkel sempat mendebat keras keputusan Trump di KTT G20 dan Macron, bertujuan mengubah opini taipan real estate itu, soal perubahan iklim di Paris.

“Mereka berdua punya pendapat yang sangat berbeda soal perubahan iklim. Trump ingin memprioritaskan Amerika dan Macron punya visi perubahan menyeluruh, termasuk Eropa dan dunia,” papar Erik Jones, direktur studi Eropa dan Euroasia di Johns Hopkins University.

“Itu akan menjadi perdebatan sengit ketika mereka berdua bertemu di Perancis,” pungkas Jones.

(les)

Let's block ads! (Why?)