Seorang aktivis mengungkapkan, peristiwa penembakan tersebut terjadi dalam referendum tak resmi yang diselenggarakan oleh oposisi untuk mendorong berakhirnya pemerintahan sosialis selama dua dekade.
Koalisi oposisi Democratic Unity mengungkapkan bahwa geng 'paramiliter' melepaskan tembakan ke kawasan miskin Catia di Karakas. Di kawasan ini, ribuan orang berpartisipasi dalam 'pemilu' oposisi tersebut. Dalam sebuah video di tempat kejadian, terlihat orang-orang tercerai-berai saat suara tembakan terdengar. Mereka melarikan diri menuju tempat-tempat perlindungan di dalam gereja.
"Kami sangat sedih akan hal ini, dengan rasa sakit yang luar biasa," kata juru bicara oposisi Carloz Ocariz, dikutip dari Reuters.
"Tapi itu hanya satu dari 2030 pusat pemungutan suara."
Pemungutan suara ini meminta pendapat pemilih tentang rencana Presiden Nicolas Maduro untuk menyelenggarakan kongres baru yang kontroversial. Kongres ini bertujuan untuk menyokong legitimasinya di tengah krisis ekonomi dan gelombang protes anti-pemerintahan yang sudah membuat 100 orang terbunuh.
Pihak oposisi melakukan referendum tak resmi sebagai tindakan pembangkangan sipil yang akan diikuti oleh gerakan zero hour. Hal ini kemungkinan akan menyebabkan gerakan mogok nasional atau tindakan lain terhadap presiden. (chs)
Baca Kelanjutan Dua Tewas Akibat Penembakan di Polling Oposisi Lawan Maduro : http://ift.tt/2uyd0ouBagikan Berita Ini
0 Response to "Dua Tewas Akibat Penembakan di Polling Oposisi Lawan Maduro"
Post a Comment