Komandan Batalyon Infanteri 1, Letnan Kolonel Christoper Tampu, mengatakan laporan pembunuhan diterima militer dari tiga sandera lainnya yang berhasil melarikan diri dari kelompok yang berbaiat kepada ISIS itu pada 29 Juni lalu.
"Itulah yang dilakukan para kelompok bersenjata tersebut. Mereka memaksa para sanderanya mengangkat senjata dan melawan pasukan militer," kata Tampus kepada wartawan, Senin (10/7).
"Kami telah berbicara pada tiga sandera dan itu yang mereka sampaikan kepada kami. Mereka dipaksa [melawan pasukan militer]. Enam sandera ditembak mati di depan mereka. Maka dari itu mereka tak bisa melawan dan terpaksa mengikuti perintah militan tersebut," tuturnya menambahkan.Tampus mengatakan para sandera tersebut dipaksa melawan pasukan pemerintah yang tengah berpatroli di Danau Lanao.
Sejak bentrokan militan dan militer pecah di Pada 23 Mei lalu, kelompok Maute kerap menyandera sejumlah warga yang terjebak dalam area konflik.
Diberitakan Inquirer, sekitar delapan hingga 10 sandera yang berhasil lepas dari genggaman Maute sebelumnya melaporkan para teroris memaksa mereka untuk menjarah rumah-rumah, dan mengangkat senjata melawan militer Filipina. Bahkan, tak jarang bagi para sandera wanita dijadikan budak seks para militan.
Beberapa sandera yang lolos menuturkan tak sedikit jasad dari para tawanan Maute yang dibunuh ditinggalkan begitu saja di jalanan selama berminggu-minggu.Berada di Mindanao, selatan Filipina, Marawi memiliki sekitar 200 ribu populasi penduduk.
Sejak baku tembak terjadi dan darurat militer diterapkan di wilayah itu, sebagian besar penduduk telah meninggalkan kota yang ditempati warga mayoritas Muslim itu.
Sekitar 470 orang dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut, termasuk 366 teroris, 85 tentara,d an 39 warga sipil.
(aal)
Baca Kelanjutan ISIS Bunuh Enam Sandera yang Tolak Lawan Tentara Filipina : http://ift.tt/2t3X6NdBagikan Berita Ini
0 Response to "ISIS Bunuh Enam Sandera yang Tolak Lawan Tentara Filipina"
Post a Comment