Rusia dan AS Sepakati Gencatan Senjata di Suriah

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia dan Amerika Serikat telah menyetujui gencatan senjata di Suriah barat daya mulai Minggu (9/7).

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengumumkan kesepakatan antara kedua negara tersebut disela pertemuan G29 di Hamburg, Jerman.

"Hari ini Rusia, Amerika Serikat, dan Yordania menyepakati nota kesepahaman untuk menciptakan zona de-eskalasi tidak akan ada gencatan senjata di zona ini sejak Minggu waktu Damaskus," ungkap Lavrov saat berbicara di KTT G20, Jumat (7/7).

Gencatan senjata akan meliputi wilayah Daraa, Quneitra, dan Sweida.

Keputusan gencatan senjata yang diumumkan Lavrov merupakan salah satu hasil pertemuan pertama antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin.

Rusia, sepanjang tahun ini diketahui telah melakukan pembicaraan terkait deeskalasi dengan Turki dan Iran. Sebagai sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, Rusia memastikan akan berkoordinasi dengan AS dan Yordania selama waktu gencatan senjata untuk menempatkan polisi militer di titik-titik strategis di empat wilayah tersebut.

Sekretaris Negara Amerika Serikat, Rex Tillerson mengkonfirmasi kesepakatan tersebut. Menurutnya, langkah itu menunjukkan sikap Rusia dan Amerika Serikat yang bisa bekerjasama mengatasi krisis di Suriah.

"Kami melakukan diskusi yang sangat panjang mengenai daerah yang menjadi lokasi kekerasan di Suriah, kami juga kedepannya berkomitmen akan bekerja sama memerangi ISIS," ungkap Tillerson.

Sementara itu di Washington, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri memberikan penjelasan tentang kerjasama mengenai gencatan senajta tersebut. Menurutnya langkah itu dilakukan untuk mengakhiri kesengsaraan yang terjadi di Suriah.

"Jika ada resolusi konflik di Suriah, pemerintah AS dan Rusia akan terlibat di dalamnya untuk menyelesaikan semua kekacauan, kesengsaraan, kekerasan, dan radikalisasi di tengah masyarakat," kata pejabat tersebut seperti dilaporkan AFP.(evn)

Let's block ads! (Why?)