Diberitakan AFP, Stoltenberg berbicara usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan hubungan antara Washington dan Moskow telah mencapai titik terendah sepanjang masa.
“Saya pikir benar mengatakan bahwa hubungan NATO dengan Rusia kini lebih sulit daripada ketika berakhirnya Perang Dingin,” kata Stoltenberg kepada CNN.
“Di akhir masa Perang Dingin, kami berharap membangun sebuah hubungan kerjasama erat dengan Rusia,” lanjutnya.
“Namun, terutama sejak aneksasi ilegal atas Crimea pada 2014 lalu dan upaya destabilisasi Ukraina timur oleh Rusia yang terus-menerus, hubungan antara NATO dan Rusia telah memburuk,” katanya.
Stoltenberg juga mengatakan NATO berkomitmen menghindari ketegangan yang semakin parah dan sedang melakukan pendekatan jalur-kembar berupa dialog pencegahan dan pertahanan.
“Selama kami kuat, selama kami dapat stabil, kami dapat juga terlibat dalam dialog politik dengan Rusia untuk menghindari kenaikan ketegangan dan Perang Dingin yang baru,” kata Stoltenberg.
Sebelumnya, pasca penandatanganan undang-undang sanksi oleh Trump, Rusia menyebut presiden ke-45 AS itu mengajak Moskow berperang secara penuh dalam bidang perdagangan.
Penandatanganan tersebut juga dianggap sebagai akhir dari harapan Moskow memperbaiki hubungan dengan Washington.
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menyebut sanski itu sama dengan ajakan "perang perdagangan skala penuh." Melalui pernyataan di akun Facebook-nya, dia juga menyebut pemerintahan Trump telah menunjukkan "ketidakberdayaan" dengan menyetujui hukuman baru tersebut.
"Harapan kami memperbaiki hubungan dengan pemerintahan baru Amerika Serikat berakhir," ujarnya sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (3/8). </span> (end)
Baca Kelanjutan Relasi NATO dan Rusia di Posisi Tersulit Sejak Perang Dingin : http://ift.tt/2hsaKcBBagikan Berita Ini
0 Response to "Relasi NATO dan Rusia di Posisi Tersulit Sejak Perang Dingin"
Post a Comment