Search

'Wajah Baru Rasa Lama' di Pemerintahan Pakistan

Anggota parlemen Pakistan sepakat memilih mantan menteri energi, Shahid Khaqan Abbasi sebagai perdana menteri baru, menggantikan Nawaz Sharif yang digulingkan pekan lalu.

Abbasi merupakan sekutu terdekat Sharif dan orang ke-dua di partai yang mendominasi pemerintahan, Pakistan Muslim League (PML-N).

Hal itu berarti bahwa partai Sharif akan tetap berkuasa di Pakistan dan seluruh programnya akan terus dijalankan, kendati oposisi telah menyatakan keberatan.

Penetapan Abbasi didasari pertimbangan kestabilan pemerintahan alih-alih kekacauan politik yang bisa menggerus ekonomi dan keamanan negara, seperti yang terjadi pada voting tahun 2013 lalu.

Sharif dicopot dari jabatannya sebagai perdana menteri oleh Mahkamah Agung atas tuduhan korupsi, yang berulang kali dia sangkal. Dia kemudian menominasikan sekutunya, Abbasi, sebagai pengganti hingga adiknya, Shahbaz Sharif, memenuhi syarat untuk mengambil alih posisi tersebut.


Abbasi mendapatkan 221 suara dari total 342 kursi di Majelis Nasional, yang memang dikuasai partai PML-N. Bahkan, anggota parlemen dari partainya telah saling memeluk dan menyalami Abbasi, sebelum kemenangan diumumkan.

“Dalam waktu empat hari ke depan, proses demokrasi akan kembali ke jalurnya,” kata Abbasi. “Saya berterimakasih kepada Muhammad Nawaz Sharif, perdana menteri pilihan rakyat,” tambahnya, dikutip Reuters.

Kendati tidak lagi memegang tampuk kepemimpinan, Sharif disebut akan tetap mengendalikan pemerintahan, dari balik layar.

Warga pendukung partai PML-N yang berkuasa di pemerintahan, bersorak usai parlemen menyatakan Shahid Khaqan Abbasi sebagai perdana menteri baru, menggantikan Nawaz Sharif.Warga pendukung partai PML-N yang berkuasa di pemerintahan, bersorak usai parlemen menyatakan Shahid Khaqan Abbasi sebagai perdana menteri baru, menggantikan Nawaz Sharif. (AFP PHOTO/AAMIR QURESHI)
Partai PML-N tidak mengonfirmasi ataupun membantah pernyataan tersebut.

“Yang terpenting adalah memberikan stabilitas pada Pakistan,” kata  Rana Muhammad Afzal Khan, perwakilan partai PML-N di Majelis Nasional. “Sebagai partai yang bertanggung jawab, kita harus memajukan Pakistan,” tegasnya.

Meski bertujuan menjaga kestabilan negara, pemilihan Abbasi dan rencana pengambilalihan kekuasaan oleh Shahbaz, ditentang keras partai oposisi yang dipimpin Imran Khan.


Khan menuding keluarga Sharif ingin mendirikan dinasti politik di Pakistan dan meminta Mahkamah Agung terus melakukan penyelidikan korupsi terhadap mereka.

Di sisi lain, Shahbaz yang saat ini menjabat sebagai menteri utama di Provinsi Punjab, harus mengundurkan diri dari jabatannya dan memenangkan pemilu parlementer, sebelum bisa menjabat sebagai perdana menteri.

Sementara, Abbasi dipandang sebagai pilihan paling aman saat ini karena telah mengenal dan paham dengan program pemerintahan sebelumnya. Dalam karir politiknya, Abbasi merupakan tangan kanan Sharif.

Sebagai menteri energi, Abbasi dipandang berprestasi karena sukses membangun infrastruktur gas alam dan mengatasi kekurangan energi. Itu membuat Pakistan diminati banyak perusahaan asing, dan Abbasi menyebut ketertarikan asing itu bisa meningkatkan ekonomi negara hingga lima kali lipat.

Meskipun demikian, Abbasi juga tidak lepas dari skandal. Partai oposisi kerap menuding Abbasi korupsi dalam kesepakatan proyek gas alam di Karachi. Abbasi membantah dan tudingan itu sempat diselidiki Biro Akuntabilitas Nasional, namun tanpa hasil.

(les)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan 'Wajah Baru Rasa Lama' di Pemerintahan Pakistan : http://ift.tt/2f6VaCl

Bagikan Berita Ini

0 Response to "'Wajah Baru Rasa Lama' di Pemerintahan Pakistan"

Post a Comment

Powered by Blogger.