Search

PBB Desak Militer Myanmar Menahan Diri

Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan pasukan militer Myanmar untuk menahan diri setelah setidaknya 400 orang etnis Rohingya tewas dalam kekerasan di negara bagian Rakhine dalam sepekan terakhir.

“Sekretaris Jenderal (PBB) sangat mengkhawatirkan laporan aksi berlebihan operasi keamanan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar di Negara Bagian Rakhine dan mendesak penahanan diri dan ketenangan untuk menghindari bencana kemanusiaan,” kata seorang juru bicara PBB, Jumat (1/9).

Guterres juga mengingatkan pemerintah Myanmar untuk bertanggung jawab mewujudkan keamanan dan mengizinkan bantuan dari lembaga-lembaga agar bisa mencapai mereka yang membutuhkan.

Pada Jumat (1/9), militer Myanmar memperbarui jumlah korban tewas hingga mencapai 400 orang.

“Hingga 30 Agustus, kelompok besar teroris melakukan 52 serangan terhadap pasukan keamanan. Dalam serangan itu, 370 tubuh teroris ditemukan dan sembilan lainnya ditangkap dalam keadaan hidup,” bunyi pernyataan militer yang diunggah lewat akun Facebook. Sementara itu, sebanyak 14 warga sipil dan militer juga tewas dalam pertempuran sepanjang delapan hari itu.

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, kelompok hak asasi manusia menyatakan jumlah korban tewas diyakini jauh lebih banyak.

Fortify Rights, lembaga yang fokus memantau situasi Myanmar, menyebut para saksi mata menyaksikan penembakan massal di desa-desa Rohingya, termasuk anak-anak, dalam “pembantaian” selama lima jam di desa Chut Pyin, Rathedaung, pada Ahad lalu. Tuduhan ini tidak bisa diverifikasi langsung wilayah itu karena terlarang bagi wartawan.

Tuduhan pemerkosaan juga bermunculan. Seorang perempuan berusia 23 tahun dari Kyet Yoe Pyin mengatakan ia menyaksikan tentara dan kelompok Buddha memperkosa dan membunuh warga Muslim di desanya sepanjang akhir pekan lalu.

“Mereka membantai pria, wanita dan anak-anak tanpa belas kasihan,” kata dia kepada AFP melalui sambungan telepon dari wilayah perbatasan Bangladesh. Ia termasuk yang berhasil melarikan diri. Klaim ini juga tak bisa diverifikasi langsung.

Insiden berdarah ini merupakan yang terparah dalam lima tahun terakhir yang menimpa umat Muslim Rohingya di Rakhine.

Selain korban tewas, PBB mencatat 38 ribu orang saat ini sedang berupaya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Laporan terkait pembantaian dan pembakaran desa-desa secara sistematis oleh aparat Myanmar—dan juga oleh kelompok bersenjata Rohingya—terus bermunculan, dan ditakutkan akan membuat kekerasan di Rakhine makin tak terkendali.

Di sisi lain, lebih dari 400 warga Hindu Rakhine juga sudah menyeberang ke Bangladesh, setelah kelompok bersenjata menyerang desa mereka dan membunuh warga. Ribuan umat Buddha Rakhine beserta kelompok etnis lain juga terlantar, karena menjadi target dari kelompok bersenjata yang menamakan diri mereka Pasukan Penyelamat Arakan Rohingya (ARSA).

ARSA pertama kali muncul pada Oktober tahun lalu, ketika mereka menyerang polisi perbatasan Myanmar, yang kala itu juga berujung pada kekerasan oleh aparat keamanan Myanmar. </span> (stu)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan PBB Desak Militer Myanmar Menahan Diri : http://ift.tt/2xF3SN4

Bagikan Berita Ini

0 Response to "PBB Desak Militer Myanmar Menahan Diri"

Post a Comment

Powered by Blogger.