Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa oknum ini kemungkinan berbeda dengan entitas dekat Kremlin uang membeli iklan di Facebook Inc. Namun, ia memastikan bahwa temuan ini mengindikasikan upaya Rusia untuk menebar disinformasi di jagad maya.
Menurut sumber tersebut, Google menemukan fakta bahwa oknum itu menghabiskan dana kurang dari US$100 ribu untuk memasang iklan yang berpotensi berkaitan dengan sejumlah aktor Rusia.
Dalam video itu, kedua blogger tersebut berperan sebagai simpatisan kampanye Black Lives Matter yang dikenal sangat kritis terhadap rival Trump dalam pemilu, Hillary Clinton.
Saat dimintai konfirmasi, Google tidak menampik berita ini. Dalam pernyataannya, Google hanya menyatakan bahwa mereka memiliki regulasi yang membatasi iklan kampanye politik dan mencegah adanya konten rasis.
"Kami menyelidiki lebih dalam mengenai upaya mempergunakan sistem kami, bekerja sama dengan peneliti dan perusahaan lainnya, dan kami akan membantu penyelidikan yang sedang berlangsung," ujar seorang juru bicara Google, Senin (9/10).
Kongres dan intelijen AS memang sedang menggelar penyelidikan besar-besaran atas dugaan intervensi Rusia dalam pemlu AS.
Para petinggi Google pun diundang untuk memberikan kesaksian mengenai upaya Rusia untuk menggunakan jaringan mereka demi memengaruhi hasil pemilu.
Tak hanya Google, Kongres juga mengundang para petinggi Facebook dan Twitter, layanan yang diduga digunakan oleh Rusia untuk menebar informasi hasutan.
"Jika Vladimir Putin menggunakan Facebook atau Google atau Twitter untuk menghancurkan demokrasi kita, warga Amerika harus tahu tentang itu," kata senator dari Partai Demokrat, Richard Blumenthal. (has)
Baca Kelanjutan Rusia Pasang Iklan di Google untuk Intervensi Pemilu AS : http://ift.tt/2wK5rIoBagikan Berita Ini
0 Response to "Rusia Pasang Iklan di Google untuk Intervensi Pemilu AS"
Post a Comment