Di suatu desa, beberapa guru mengajari anak-anak beserta orang tua mereka untuk mengenali berbagai jenis dan bentuk mortir, granat, dan sejumlah perangkat peledak lain.
"[Latihan] ini sangat membantu kami sebagai orang tua untuk mengerti dan memberitahu anak-anak agar tidak menyentuh atau mendekati bom," tutur Sobaida Sidic, seorang ibu rumah tangga yang turut serta dalam pelatihan tersebut, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (25/10).
Deklarasi itu diumumkan tak lama setelah militer menewaskan Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok militan Abu Sayyaf yang disebut-sebut sebagai "emir" ISIS Asia Tenggara. Omarkhayam Maute, salah satu pemimpin pemberontak Maute, juga dilaporkan tewas dalam operasi itu.
Pihak berwenang mengatakan sekitar 920 militan, 165 tentara dan polisi, serta 45 warga sipil tewas dalam konflik yang pecah sejak akhir Mei lalu ini. Sekitar 300 ribu penduduk pun terpaksa mengungsi keluar Marawi selama perang berlangsung.
Meski begitu, Duterte memperingatkan bangsanya untuk tetap waspada terhadap ISIS karena "tidak ada negara yang bisa lolos dari cengkraman dan kekejaman kelompok tersebut."
Duterte pun sampai saat ini belum mencabut status darurat militer di wilayah itu. (has)
Baca Kelanjutan Sekolah Marawi Ajarkan Anak dan Orang Tua Identifikasi Ranjau : http://ift.tt/2i2s9WkBagikan Berita Ini
0 Response to "Sekolah Marawi Ajarkan Anak dan Orang Tua Identifikasi Ranjau"
Post a Comment