“Atas nama Melania (istri Trump) dan saya, terima kasih atas sore dan malam tak terlupakan di Forbidden City di Beijing, Presiden Xi dan (Ibu Negara) Peng Liyuan,” tulis Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Kicauan Trump ini menimbulkan sejumlah tanda tanya, terutama karena dia menggunakan Twitter di China yang melarang warganya menggunakan media sosial asing.
Kejadian ini sebenarnya sudah diprediksi oleh sejumlah wartawan yang bertanya kepada pejabat AS mengenai regulasi China ini, mengingat Trump sangat suka menyampaikan pendapatnya melalui Twitter. Namun, seorang pejabat AS memastikan bahwa Trump tetap dapat menggunakan Twitter.
“Presiden akan men-tweet apa pun yang dia mau. Itu cara dia berkomunikasi dengan rakyat Amerika. Mengapa tidak? Dia masih bisa mengakses akun Twitter meski Twitter dan Facebook dan media sosial lainnya dilarang di China,” kata pejabat itu.
Telegraph melaporkan, Trump kemungkinan besar menggunakan jaringan berbasis Amerika sehingga koneksinya ke Twitter tidak terblokir.
|
Meski demikian, masih ada tanda tanya dari kicauan Trump tersebut, karena Trump terus menyanjung Xi bahkan sejak masih berada di Korea Selatan, sebelum bertolak ke Beijing,
Trump bahkan memuji "kemenangan politik yang sangat hebat" Xi setelah kembali terpilih menjadi pemimpin Partai Komunis China pada kongres partai Oktober lalu.
Pujian ini mendapat sorotan luas karena sebelumnya, Trump dan Xi selalu berselisih paham, terutama mengenai perdagangan dan kebijakan untuk mengatasi ambisi rudal dan nuklir Korut.
Spesialis politik China dari Universitas Hong Kong Baptist, Jean-Pierre Cabestan, mengatakan bahwa Trump ingin menyenangkan hati Xi sebelum memasuki perdebatan memusingkan mengenai perdagangan dan hubungan ekonomi China-Korut.
"Ini tak mewakili seorang presiden normal dari sebuah negara demokratis yang besar. Dia melakukan ini untuk menjaga suasana hati Xi karena dia akan menyampaikan hal yang tidak enak kepadanya," kata Jean-Pierre Cabestan, spesialis politik China dari Universitas Hong Kong Baptist, kepada AFP.
Ahli hubungan internasional dari Universitas Studi Luar Negeri Beijing, Li Yonghui, menganggap sambutan ini terlalu berlebihan bagi seorang presiden yang perilakunya sangat sulit ditebak seperti Trump.
Li pun memperingatkan China untuk mewaspadai "bahaya" ketidakpastian pemikiran presiden AS itu dengan mengatakan, "Trump adalah presiden yang sangat unik." (has)
Baca Kelanjutan Pakai Twitter, Trump Sebut Sambutan Xi Jinping Tak Terlupakan : http://ift.tt/2zHAbPzBagikan Berita Ini
0 Response to "Pakai Twitter, Trump Sebut Sambutan Xi Jinping Tak Terlupakan"
Post a Comment