“Saya menyatakan pentingnya mengatasi defisit perdagangan yang tinggi antara India dan Indonesia. Cara terbaik adalah tidak membatasi perdagangan,” kata Swaraj dalam pernyataan bersamanya dengan Menlu RI Retno Marsudi di Jakarta, Jumat (5/1).
Sejumlah komoditas yang diperdagangkan antara kedua negara adalah tambang dan sawit.
Pernyataan itu diungkapkan Swaraj setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Retno pada Jumat malam. Keduanya fokus membahas penguatan kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Perdagangan RI-India sebagian besar didominasi oleh komoditas sawit. Indonesia merupakan eksportir sawit terbesar bagi India. Hal yang sama, India juga merupakan pengimpor komoditas sawit Indonesia terbesar bahkan mengalahkan Uni Eropa.
Menurut Swaraj cara terbaik untuk mengatasi defisit perdagangan tersebut adalah dengan memperluas keluar masuknya barang dan jasa antara kedua negara.
Selain perdagangan, Swaraj mengatakan India dan Indonesia sepakat meningkatkan hubungan aviasi, salah satunya yakni membuka jalur penerbangan langsung Jakarta dan New Delhi.
Menurut Swaraj, dengan adanya penerbangan langsung antara kedua negara diharapkan mampu mempermudah konektivitas sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan kedua negara.
“Saya dan Retno khawatir bahwa tidak wajar bagi dua tetangga besar tidak memiliki koneksi udara langsung,” ucap Swaraj.
Kemitraan Strategis
Senada dengan Swaraj, dalam kesempatan yang sama, Retno mengatakan Indonesia berkomitmen memperkuat dan meningkatkan kemitraan strategis dengan India.
Retno menuturkan kedua negara juga setuju mengintensifkan implementasi India Indonesia Eminent Persons Group (II-EPG) sebagai road map dan visi untuk meningkatkan dan memperdalam kemitraan strategis kedua negara.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "India dan Indonesia Tingkatkan Akses Pasar Sawit dan Tambang"
Post a Comment