
Para WNI tanpa dokumen itu ditangkap otoritas imigrasi Amerika Serikat (ICE), Jumat (26/1) siang waktu setempat, di sebuah sekolah setelah keduanya mengantar anak-anak.
"Sekolah adalah tempat sensitif di bawah kebijakan tersebut. Fakta bahwa ICE menangkap dua orang tua saat mereka mengantarkan anak-anaknya ke sekolah sangat menjengkelkan. Saya tidak mengerti keadaan darurat seperti apa yang membenarkan tindakan ICE di sebuah lokasi sensitif seperti itu," ucap Grewal, Minggu (28/1), sebagaimana dikutip Los Angeles Times.
Penangkapan itu terjadi di hari yang sama ketika tempat tinggal dua WNI pencari suaka lainnya yaitu Harry Pangemanan dan Arthur Jemmy dirusak pihak tidak bertanggung jawab. Rumah Arthur di Edison serta Harry di Highland Park dibobol secara terpisah pada Jumat malam dan Sabtu pagi.
Seluruh barang berharga seperti uang hingga batang emas milik kedua WNI ikut hilang dalam insiden itu. Kini, Harry dan keluarga mengungsi sementara di Gereja Highland Park.
Tetangga Jemmy mengirimkan video rumahnya yang rusak dan berantakan akibat insiden itu. Kini, gereja tengah berupaya memperbaiki pintu rumah Jemmy yang nampak dibobol secara paksa menggunakan linggis.
Pada Minggu (28/1), Gubernur New Jersey Phil Murphy bersama jemaat gereja menggelar doa bersama sekelompok WNI tanpa dokumen lainnya yang tengah mencari perlindungan dari ancaman deportasi.
"Kami menolak hidup dalam ketakutan sebagai sebuah komunitas. Bukan tugas kita untuk takluk pada ketakutan dan kekuatan jahat," ucap pastor gereja, Kaper-Dale seperti dikutip media lokal, NewJersey.com
Melalui unggahan di Facebook, gereja menuding petugas ICE sebagai dalang pengerusakan rumah Harry dan Arthur.
Kepala Polisi Highland Park Stephen Rizco mengatakan pihaknya tengah menyelidiki dugaan perampokan rumah Harry meski tak menjelaskan rinciannya.
Kepolisian Edison tak segera mengonfirmasi apakah laporan dugaan pengerusakan rumah Jemmy akan diselidiki lebih lanjut.
Di sisi lain, juru bicara ICE, Jennifer D Elzea menampik bahwa lembaganya berada dibalik insiden pengerusakan rumah kedua WNI tersebut.
"Jika laporan pengerusakan itu benar, kami sangat menyayangkannya. Namun, menuding ICE terlibat dalam insiden seperti itu adalah sepenuhnya salah," ucap Elzea.
Jemmy dan Harry merupakan beberapa diantara ratusan WNI yang selama ini berupaya mencari suaka demi menjadi warga Negeri Paman Sam. Jemmy merupakan seorang Kristiani yang melarikan diri dari Indonesia karena persekusi agama.
Sementara Harry berasal dari Makassar dan telah meninggalkan Tanah Air sejak 1993 lalu ketika dirinya berusia 21 tahun. Harry bertemu istrinya di AS yang juga seorang WNI yang lari dari kerusuhan 1998 lalu.
Keduanya memiliki dua anak yang lahir di Amerika dan kini berusia 11 serta 15 tahun.
"Mereka [petugas Imigras] tak hanya merusak hidup saya, tapi mereka juga merusak hidup warga Amerika, anak-anakku. Mereka mulai merusak kehidupan anak-anakku," kata Pangemanan.
Selain Jaksa Agung, anggota Kongres Frank Pallone turut mengecam penangkapan dan pengerusakan rumah WNI tersebut.
Dia bahkan menyalahkan kebijakan imigrasi di era pemerintahan Presiden Donald Trump yang dinilai kejam dan tidak berperikemanusiaan.
"Pemerintahan Trump telah mencapai titik terendah dalam kebijakan imigrais dan ekstremnya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Saat ini, kebijakan tersebut bahkan mengincar komunitas kita yang diakui atas layanan dan komitmen mereka terhadap HAM. Saya tidak bisa memikirkan tindakan yang lebih baik yang dapat menggambarkan nilai-nilai menyesatkan dari pemerintahan Trump," ucap Pallone melalui situs resminya.
"Orang-orang Indonesia ini menjadi target ketika mereka telah bersikap kooperatif dengan pejabat federal. Selama mereka di AS, mereka rutin melapor kepada ICE. Mereka adalah anggota komunita skami yang berharga dan sama sekali tidak ada alasna bagi ICE untuk menangkap mereka," lanjutnya.
(nat) Baca Kelanjutan WNI Diciduk Saat Antar Anak Sekolah, Jaksa New Jersey Protes : http://ift.tt/2rNbSg3Bagikan Berita Ini
0 Response to "WNI Diciduk Saat Antar Anak Sekolah, Jaksa New Jersey Protes"
Post a Comment