Search

AS Sanksi Oknum Rusia Terkait Pemilu, Tak Sasar Kroni Putin

Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat menjatuhkan sanksi atas sejumlah individu dan entitas Rusia karena campur tangan dan serangan siber dalam pemilihan umum presiden 2016. Namun, sanksi itu tak menyasar orang-orang dekat Presiden Vladimir Putin.

Bersama pengumuman sanksi atas 19 individu dan lima entitas Rusia, termasuk badan intelijen, pemerintahan Presiden Donald Trump untuk pertama kalinya menyalahkan Moskow di hadapan publik atas kampanye serangan siber terhadap AS.

Dengan keputusan ini, Washington memblokir seluruh properti dari para individu dan entitas tersebut yang ada di wilayah kekuasaan AS, juga melarang warga melalukan transaksi dengan target sanksi.

Namun, melihat target sanksi yang tak meluas ini, banyak pihak di Kongres menganggap keputusan tersebut tidak sepadan dengan intervensi Rusia dalam pemilu.

Beberapa pihak bahkan mengaitkan keputusan dengan kemungkinan penguatan agresi Rusia di negara sekutu terkuat AS, terlihat dari tudingan Inggris yang menyatakan Moskow sebagai dalang di balik serangan racun kimia terhadap salah satu agen ganda di Salisbury pekan lalu.

"Sanksi hari ini sangat mengecewakan, jauh dari apa yang diperlukan untuk merespons serangan atas demokrasi kita dan gagal mencegah penambahan agresi Rusia, yang sekarang termasuk serangan senjata kimia di tanah sekutu terdekat kita," ujar Adam Schiff, perwakilan Partai Demokrat dalam Komite Intelijen Dewan Perwakilan AS.

Tak hanya Demokrat, protes juga datang dari Partai Republik, salah satunya dari Ketua Komite Hubungan Internasional Dewan Perwakilan AS, Ed Royce.

"Keputusan yang menggunakan kewenangan Kongres hari ini, memang merupakan satu langkah penting bagi pemerintah. Namun, masih banyak yang harus dilakukan," tutur Royce.

Selama ini, Trump kerap dikritik karena sangat lembek terhadap Rusia yang diduga kuat mengintervensi pemilu AS.

Dewan Khusus Kementerian Kehakiman AS, Robert Mueller, kini sedang menyelidiki dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dan Rusia, sesuai dengan sejumlah laporan intelijen yang menyatakan Moskow membantu kemenangan sang presiden.

Melihat latar belakang ini, para pengamat pun mengkritik keputusan pemerintah AS, termasuk Brian O'Toole, peneliti senior dari badan think tank Dewan Atlantis yang pernah menjadi penasihat senior di Kantor Pengendalian Aset Asing di Kementerian Perdagangan.

"Mereka tidak menyasar struktur kekuasaan Putin dan mereka tidak bekerja sama dengan Eropa," ucap O'Toole kepada Reuters.

Seorang pejabat senior AS lantas mengatakan kepada Reuters bahwa Trump yang selama masa kampanye menggaungkan perbaikan hubungan dengan Moskow, sebenarnya sudah mulai jengkel dengan kelakuan Rusia.

Namun, Trump masih bingung menyikapi Rusia yang disebut pejabat itu sebagai "perundungan klasik oleh Putin."

Ketika ditanya mengenai posisi Rusia adalah kawan atau lawan AS, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, hanya bisa berkata, "Rusia yang harus membuat keputusan itu. Mereka harus memutuskan apakah mereka aktor yang baik atau buruk." (has)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan AS Sanksi Oknum Rusia Terkait Pemilu, Tak Sasar Kroni Putin : http://ift.tt/2FMoLcO

Bagikan Berita Ini

0 Response to "AS Sanksi Oknum Rusia Terkait Pemilu, Tak Sasar Kroni Putin"

Post a Comment

Powered by Blogger.