
"Rusia terus bertindak secara agresif, akibat kebijakan lunak terhadap agresi itu. Semuanya itu akan berakhir sekarang," kata Pompeo, sebagaimana dikutip Reuters.
Perkataan itu tercantum dalam salinan pernyataan yang akan disampaikan oleh Pompeo dalam sidang uji kelayakan di parlemen pada Kamis (12/4) waktu setempat.
Namun, Reuters melaporkan bahwa isu itu sangat mungkin ditanyakan oleh anggota parlemen dalam uji kelayakan tersebut.
Sejumlah anggota parlemen mengatakan bahwa sidang ini akan menjadi ajang untuk menguji kesiapan Pompeo menghadapi selisih paham dengan Trump jika menjabat kelak.
Dalam beberapa kesempatan, Tillerson kerap melontarkan pernyataan yang berbeda dengan Trump, terutama saat menyinggung masalah Korut.
Trump terus membuka kemungkinan tindakan militer terhadap Korut, sementara Tillerson selalu mengedepankan upaya diplomasi.
Dalam sidang nanti, Komite Hubungan Luar Negeri Senat juga akan menanyai Pompeo soal strategi pemerintah untuk mengatasi isu lain, termasuk ambisi nuklir Korut.
Namun, berbeda dengan Trump, Pompeo diperkirakan bakal lebih mengedepankan jalur diplomasi ketimbang perang.
"Saya akan lebih memilih mencapai tujuan kebijakan luar negeri presiden dengan diplomasi tiada henti ketimbang mengirim pemuda pemudi untuk berperang," katanya. (has)
Baca Kelanjutan Calon Menlu Trump Isyaratkan Kebijakan Keras terhadap Rusia : https://ift.tt/2qqRnTlBagikan Berita Ini
0 Response to "Calon Menlu Trump Isyaratkan Kebijakan Keras terhadap Rusia"
Post a Comment