
Inspektur Anti-diskriminasi Persatuan Sepakbola Rusia (RFU), Alexei Smertin, mengatakan FIFA telah memberitahu pihaknya terkait penyelidikan tersebut.
"RFU siap mengambil peran aktif dalam penyelidikan FIFA. Kami juga sedang melakukan penyelidikan internal terkait insiden ini," ucap Smertin melalui pernyataan yang dikutip Reuters, Selasa (17/4).
Insiden bermula saat tim nasional Rusia berhadapan dengan Perancis di stadion St. Petersburg. Ketika Paris unggul 2-1 di awal babak kedua dimulai, teriakan berbau rasisme dari penonton terhadap sejumlah pemain Perancis mulai terdengar.
Selain Kante, gelandang Manchester United Paul Pogba dan pemain sayap Barcelona Ousmane Dembele juga menjadi target rasisme dalam pertandingan itu.
"Kami tengah mencari orang-orang yang berteriak rasis. Mereka seharusnya tidak boleh ada di stadion sepakbola," kata Smertin.
Smertin mengatakan Rusia bersumpah akan menindak tegas segala bentuk tindakan rasisme dan diskriminasi khususnya dalam ajang olahraga.
Selain di laga Rusia-Perancis, kasus pelecehan dan rasisme juga muncul di Rusia berselang 59 hari menuju Piala Dunia.
Dalam perempat final Liga Eropa CSKA Moskow melawan Arsenal pekan lalu, fotografer Reuters juga mendengar monkey chants dari pendukung The Horses yang ditujukan kepada beberapa pemain kulit hitam The Gunners.
CSKA Moskow menampik laporan Reuters tersebut. Melalui sebuah pernyataan, CSKA Moskow menyebut laporan fotografer Reuters itu sebagai bentuk "fitnah".
Kepada Reuters, UEFA juga mengonfirmasi bahwa tidak ada perilaku rasis yang dilaporkan oleh otoritas dalam pertandingan itu. (has)
Baca Kelanjutan FIFA Selidiki Kasus Rasisme, Rusia Janji Kooperatif : https://ift.tt/2HauD44Bagikan Berita Ini
0 Response to "FIFA Selidiki Kasus Rasisme, Rusia Janji Kooperatif"
Post a Comment