
"Saat disandera, seluruh barang di kapal diambil, kulkas sampai celana dalam," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, Senin (2/4).
Kisah tersebut dituturkan kembali oleh Iqbal saat prosesi penyerahan korban penyanderaan kepada keluarga di Gedung Kemlu RI, Jakarta.
"Semua dirampas, baru bulan Desember bisa berkunikasi setelah kelompok sandera memberi alat komunikasi," tutur Iqbal.
Salah satu sandera, Ronny Wiliam, mengatakan bahwa kelompok milisi pertama yang menyandera mereka memang sangat seram.
"Begitu mereka masuk, semua barang diambil jadi selama seminggu kalau tidak salah di pelabuhan pertama, baru kita dipindahkan di pelabuhan satu lagi. Baru kita merasa aman karena yang pelabuhan pertama orang-orangnya lebih kasar," kata Ronny.
Menurut Ronny, anggota milisi di pelabuhan kedua ini lebih "berbaik hati" karena mereka masih diberi makan.
Ketika pasokan makanan milisi tersendat, para ABK WNI itu memancing teri untuk kemudian dijual.
Iqbal mengatakan bahwa proses penyelamatan ini sulit karena kondisi politik dan keamanan di Libya sedang sangat pelik.
Menurut dia, Benghazi sedang dikuasai oleh kelompok bersenjata yang anti-pemerintah resmi di Tripoli.
Setelah proses diplomasi yang alot, waktu dan lokasi penyerahan sandera pun disepakati. Tim perlindungan WNI Kemlu RI datang ke Libya untuk menjemput para sandera.
"Tanggal 23 Maret, tim berangkat dari Tunisia dan bergabung dengan tim Tripoli. Selanjutnya dari Tunisia, kita naik pesawat yang tidak terjadwal. Kemudian tanggal 27 Maret pukul 12.30 waktu setempat sesuai kesepakatan serah terima dilakukan di pelabuhan ikan di Benghazi," kata Iqbal. (has/nat)
Baca Kelanjutan Milisi Benghazi Rampas Milik Sandera WNI hingga Pakaian Dalam : https://ift.tt/2H2vEYKBagikan Berita Ini
0 Response to "Milisi Benghazi Rampas Milik Sandera WNI hingga Pakaian Dalam"
Post a Comment