Tak hanya mengungkap fakta Bill Clinton pernah meminta Soeharto bekerja sama dengan International Monetary Fund (IMF), dokumen tersebut juga membeberkan bahwa Presiden AS itu mengetahui penculikan aktivis pada 1998.
Lembaga riset non-profit itu memang kerap menjadi sorotan dunia sejak berdiri pada 1985. Bermarkas di George Washington University, Arsip Keamanan Nasional sudah mendeklasifikasikan lebih dari 10 juta halaman dokumen rahasia pemerintah AS.
Berdasarkan undang-undang tersebut, Arsip Keamanan Nasional mengajukan permintaan pengungkapan dokumen rahasia AS ke Kementerian Kehakiman.
Selama tiga puluh tahun berdiri, institusi yang juga menjadi salah satu pusat jurnalisme investigasi ini sudah mengajukan lebih dari 50 tuntutan pembukaan dokumen, 30 di antaranya berhasil dimenangkan.
Salah satu dokumen kontroversial yang berhasil dibuka oleh Arsip Keamanan Nasional adalah surat-surat John F. Kennedy dengan pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev, selama Krisis Rudal Kuba.
![]() |
Pada laman resmi tersebut, Kementerian Kehakiman menjabarkan setidaknya tiga tahap penting yang harus diperhatikan saat proses pengajuan tuntutan.
Pertama, memastikan terlebih dulu informasi yang diinginkan memang benar-benar tidak tersedia secara publik. Kedua, identifikasi badan terkait yang sesuai dengan tuntutan.
"Ada lebih dari 100 badan dan semuanya bertanggung jawab menyerahkan permintaan FoIA sendiri," tulis kementerian tersebut.
"Meski FoIA mengizinkan banyak rekaman dirilis, ada sembilan pengecualian yang melindungi beberapa jenis informasi, seperti privasi pribadi dan kepentingan aparat hukum," demikian keterangan Kementerian Kehakiman AS.
Arsip Keamanan Nasional akan memperjuangkan agar dokumen-dokumen yang mereka minta dapat dibuka untuk publik.
"Penghargaan" itu diambil dari nama sekretaris Presiden Richard Nixon, Rose Mary Woods, yang menghapus 18,5 menit rekaman percakapan mengenai skandal Watergate.
Daftar "pemenang" Rosemary Award itu mencakup Kementerian Kehakiman, Kementerian Keuangan, Angkatan Udara, Biro Investigasi Federal (FBI), hingga Badan Intelijen Pusat (CIA).
Dalam wawancara khusus bersama C-SPAN, Blanton mengungkapkan hal tersebut dengan mengutip pernyataan resmi Gedung Putih pada masa pemerintahan Presiden Lyndon Baines Johnson.
"Hukum ini tumbuh dari salah satu prinsip paling dasar kita: sebuah demokrasi dapat bekerja dengan baik ketika rakyat memiliki semua informasi yang diizinkan oleh keamanan negara," demikian kutipan dalam dokumen pernyataan tersebut. (has)
ARTIKEL TERKAIT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "National Security Archive, Pengungkap Rahasia AS dan Soeharto"
Post a Comment