Mantan Tahanan Teroris Guantanamo Buka Kios di Uruguay

Jakarta, CNN Indonesia -- Ahmed Ahjam ditahan di Guantanamo selama 12 tahun sebagai tersangka teroris dari kelompok Al Qaeda, namun kini impiannya terwujud setelah membuka bisnis di negara yang menerimanya setelah dibebaskan dari impian buruk di penjara milik AS itu.

"Ahmed Ahjam. Tata Boga Arab" bunyi papan di satu kios makanan yang mulai beroprasi di Montevideo, ibu kota Uruguay pada Senin (13/8).

Kios ini dibuka dengan bantuan kantor wali kota Montevideo dan makanan yang dijual oleh Ahmed di kios ini didominasi oleh makanan kecil manis khas Arab.

Ahjam, 41 tahun, yang lahir di kota Aleppo Suriah tiba di Uruguay pada 2014 bersama dengan enam mantan tahanan dari Guantanamo berdasarkan kesepakatan antar Amerika Serikat dan Uruguay. Washington saat itu mencari negara-negara yang bersedia menerima tahanan dari Guantanamo agar bisa segera mengosongkan fasilitas tahanan milik militer AS ini dari tersangka teroris.

Ahjam adalah satu dari 780 orang yang dikirim untuk menjadi penghuni penjara Guantanamo sejak 2002. Penjara ini terkenal karena memperlakukan tahanan secara semena-mena.

Kini kios miliknya itu dilengkapi dengan papan tulis berisi jenis dagangannya: baklhava, pastis tahini beraroma wijen atau permen khas Uruguay.

Hidup baru

Ahjam kini berniat menempuh hidup baru di Uruguay dengan bisnis yang dimulai dari jual beli di Facebook.

"Ini impian saya yang terwujud. Ini sangat penting dalam kehidupa baru saya. Saya berterima kasih pada warga Uruguay yang dekat dengan saya. Saya akan bekerja keras," ujarnya kepada wartawan ketika membuka kios itu. Namun dia menolak menerima pertanyaan para wartawan.

Para pejabat Departemen Pertahanan AS menuduh Ahjam memerangi pasuka AS dan Koalisi di kompleks gua pegunungan Tora Bora, Afghanistan, yang digunakan oleh mendiang pemimpin al Qaeda Osama Bin Laden.

Dia berhasil melarikan diri dari serangan udara ke wilayah itu sebelum ditangkap oleh pihak berwenang Pakistan.

Manurut catatan Departemen Pertahanan AS, Ahjam diserahkan ke pihak berwenang AS di kota Kandahar, Afghanistan, pada Januari 2002. Dia mulai ditahan di Guantanamo 14 Juni 2002.

Sebagian besar catatan pemerintah AS ini dibantah oleh para tahanan Guantanamo dan pengacara mereka. Informasi yang saling bertentangan itu memang sulit untuk diverifikasi secara independen,

Cerita sukses Ahjam ini adalah hasil dari langkah integrasi di Uruguay yang tidak selalu mulus. Negara ini menerima tahanan dari Guantanamo dengan imbalan bantuan ekonomi dari AS yang semakin lama semakin kecil jumlahnya.

Para mantan tahanan ini kesulitan berintegrasi dengan masyarakat Uruguay dan juga kesulitan mencari kerja.

Mantan Tahanan Teroris Guantanamo Buka Kios di Uruguay

Kios Ahjam menjual makanan kecil khas Arab dan didirikan dengan bantuan satu departemen di kantor wali kota Montevideo. (AFP/Pablo Porciuncula Brune)

Salah satu dari enam mantan tahanan Guantanamo yang ditempatkan di Uruguay berulang kali mencoba meninggalkan negara itu, namun terus kembali sampai dia akhirnya benar-benar dideportasi tahun ini.

Tetapi Ahjam bersikap sebaliknya, dia bertekad untuk tetap tinggal di negara yang menerimanya ini

"Satu simbol penting ketika seorang pengungsi menemukan jalan alternatif untuk hidup, satu perilaku produktif. Semua orang berhak mendapatkan kesempatan," kata Wali Kota Montevideo Daniel Martinez ketika membuka kios Ahjam.

Kios Ahjam, yang juga menjual kopi dan jus, terletak di Pasar Petani Montevideo. Sebelumnya pasar ini merupakan pasar grosir namun kemudian diubah menjadi lokasi kios makanan, pameran kebudayaan dan pertokoan.

Proyek ini dikembangkan dengan bantuan dari badan kantor wali kota bernama Cedel.

"Di Suriah dia penjual berlian. Sekarang pasar dan waktunya berbeda. Dia memandang makanan khas negaranya bisa menjadi pembuka jalan untuk mencari nafkah," kata Veronica de Gregorio, kepala Cedel.

"Dia tidak ikut program ini karena dia mantan tahanan Guantanamo tetapi karena dia memiliki jiwa pengusaha," tambahnya. (yns)

Let's block ads! (Why?)