
Subandi bin Sattu menyampaikan keluhan itu setelah bertemu dengan keluarganya di kantor Kementerian Luar Negeri pada Rabu (19/9), beberapa hari usai dibebaskan dari sekapan Abu Sayyaf.
Sepupu Subandi, Rudi Wahyudin, kemudian menuturkan kegundahan hati kerabatnya itu kepada para wartawan.
"Dan itu menjadi tanggung jawab saya sebagai keluarga untuk memikirkan apa yang harus dikerjakan nanti pasca penyerahan sandera ke keluarga ini."
Rudi menjelaskan bahwa kondisi alam di Bulukumba, Sulawesi Selatan, terdiri dari 10 kecamatan, tujuh di antaranya merupakan pertemuan langsung dengan laut sehingga sebagian besar warga berprofesi sebagai nelayan.
Namun, sejak penyanderaan marak terjadi, masyarakat di Bulukumba menjadi takut melaut.
"Sebagian besar masyarakat di sana tidak mau lagi meninggalkan kampung halaman mereka untuk mencari sesuap nasi," kata Rudi.
Selain Rudi, dua WNI sandera Abu Sayyaf lainnya juga diserahkan kepada keluarganya pada hari ini, mereka adalah Hamdan bin Saleng dan Sudarling bin Samansunga asal Selayar.
Mereka dibebaskan dari penyanderaan di Sulu, Filipina selatan, pada 15 September lalu sekitar pukul 14.00 waktu setempat.
Dengan pembebasan ini, seluruh WNI yang diculik oleh kelompok bersenjata Filipina sebelum 2018 sudah berhasil dibebaskan. (cin/has)
Baca Kelanjutan Bebas, WNI Sandera Abu Sayyaf Khawatirkan Masa Depan : https://ift.tt/2MJyTprBagikan Berita Ini
0 Response to "Bebas, WNI Sandera Abu Sayyaf Khawatirkan Masa Depan"
Post a Comment