
"Tidak ada yang tahu berapa jumlah korban tewas di Benquet, kami akan datang besok," kata Staf Khusus Kepresidenan (SAP), Christopher Bong, sebagaimana dikutip Inquirer, Minggu (16/9).
Filipina sendiri baru memulai penghitungan jumlah korban setelah Topan Mangkhut menghantam Pulau Luzon, Filipina, dengan angin berkekuatan lebih dari 200 kilometer perjam pada akhir pekan lalu.
Pihak berwenang menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan upaya pencarian sekitar 24 penambang yang dikhawatirkan tewas akibat tanah longsor di dekat kota Baguio, Filipina utara.
Di kota Baggao, topan juga menghancurkan banyak rumah dan tiang listrik. Beberapa jalan tidak dapat diakses karena tanah longsor dan banyak warga yang terjebak.
"Kami sudah miskin dan kemudian hal ini terjadi pada kami. Kami kehilangan harapan," kata Mary Anne Baril, 40, kepada AFP.
"Kami tidak ada cara lain untuk bertahan hidup," kata dia sambil menangis.
Setelah menerpa Filipina, Topan Mangkhut berembus ke arah China, menghantam Hong Kong, kemudian Guangdong pada Minggu malam waktu setempat.
Topan yang disebut sebagai badai terbesar tahun ini tersebut menyebabkan berbagai gedung pencakar langit di Hong Kong bergoyang dan menumbangkan pohon-pohon di tengah kota. Lebih dari 200 orang luka-luka.
Otoritas provinsi menyatakan bahwa mereka mengevakuasi total 2,37 juta orang dan memerintahkan puluhan ribu kapal nelayan kembali ke pelabuhan sebelum kedatangan Mangkhut yang dijuluki "Raja Badai" oleh salah satu media China.
Berdasarkan data dari pemerintah, otoritas cuaca Hong Kong mengelurkan peringatan maksimum di wilayah yang dilanda badai dengan kecepatan lebih dari 230 kilometer perjam dan membuat 213 orang terluka. (cin/has)
Baca Kelanjutan Korban Capai 59 Orang, Duterte Kunjungi Lokasi Topan Mangkhut : https://ift.tt/2QBgJZSBagikan Berita Ini
0 Response to "Korban Capai 59 Orang, Duterte Kunjungi Lokasi Topan Mangkhut"
Post a Comment