
"Pusat itu kini telah ditutup. Sekitar 30 tahanan yang tersisa dipindahkan ke kamp penahanan di daratan pada akhir pekan lalu," kata Juru Bicara Kementerian Imigrasi, David Coleman, kepada AFP.
Sejak dibuka pada 2008, pusat penahanan yang berada di wilayah Samudra Hindia dan berjarak 2.300 kilometer dari Perth itu kerap diwarnai kerusuhan, pembunuhan, hingga dugaan pemerkosaan.
Setiap hari, banyak perahu berisi imigran dan pencari suaka dari Afghanistan dan Timur Tengah berdatangan ke Australia.
Sejak akhir 2013, di bawah pimpinan pemerintah konservatif, Australia menolak perahu-perahu itu dan menyebut para pencari suaka itu ilegal.
"Puncaknya terjadi pada Juli 2013, lebih dari 10.000 orang ditahan di tahanan imigrasi termasuk 2.000 anak-anak," kata Coleman.
"Pemerintah ini telah menghentikan kapal-kapalnya, menghentikan orang-orang jahat yang menyelundupkan perdagangan dan menyingkirkan anak-anak itu ke tahanan."
Baru-baru ini, Australia juga mengirimkan pelaku tindak kejahatan ke Christmas Island, menyebabkan kerusuhan hingga beberapa pencari suaka tewas.
Kekhawatiran bunuh diri di kamp itu juga kian meningkat hingga para staf diwajibkan membawa pisau untuk memotong tali yang digunakan para tahanan untuk gantung diri.
Pada 2010, sebuah kapal tenggelam akibat badai di kamp tersebut, menewaskan lebih dari 50 pencari suaka.
Pada 2001, kapal pencari suaka yang menuju Australia juga tenggelam di Indonesia dan menyebabkan 353 orang tewas. (cin/has)
Baca Kelanjutan Australia Tutup Pusat Detensi Imigran Kontroversial : https://ift.tt/2ObDiXSBagikan Berita Ini
0 Response to "Australia Tutup Pusat Detensi Imigran Kontroversial"
Post a Comment