
"BNPT dan Presidency of State Security of Saudi Arabia berkomitmen meningkatkan kerja sama pemberantasan terorisme dan radikalisme salah satunya dengan saling bertukar informasi," ucap Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pernyataan pers bersama Menlu Saudi Adel al-Jubeir di kantornya, Selasa (23/10).
Retno mengatakan badan penanggulangan terorisme kedua negara juga tengah merancang draf nota kesepahaman (MoU) agar kerja sama anti-terorisme antara Riyadh dan Jakarta dapat diperkuat dengan kerangka hukum yang pasti.
"Kerja sama ini penting dan menjadi perhatian Indonesia dan Saudi mengingat semakin besarnya ancaman terkait terorisme dan radikalisme dalam situasi global saat ini," tutur Retno.
Selain keamanan, Indonesia dan Saudi juga sepakat meningkatkan kerja sama ekonomi terutama dalam hal perdagangan dan investasi.
Terkait ekonomi, kedua menlu membahas keberlanjutan kerja sama antara Aramco dan Pertamina, perusahaan minyak kedua negara, terkait proyek kilang minyak di Cilacap.
Di tingkat global, Indonesia mendorong penguatan kerja sama antara sesama negara Muslim, termasuk dalam kerangka Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Dia memaparkan Presiden Jokowi juga meminta RI-Saudi mulai menjajaki kerjasama comperhensive economic partnership dengan Dewan Kerja Sama Negara Teluk (GCC).
"Relasi RI-Saudi mencatat kenaikan hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara. Meski begitu, kami sadar bahwa masih banyak kesepakatan yang belum menghasilkan kemajuan yang maksimal. Karena itu penguatan kerja sama antara kedua negara penting dilakukan." (rds/has)
Baca Kelanjutan Bertukar Intelijen, RI-Saudi Perkuat Kerja Sama Anti-Teror : https://ift.tt/2JdB5VZBagikan Berita Ini
0 Response to "Bertukar Intelijen, RI-Saudi Perkuat Kerja Sama Anti-Teror"
Post a Comment