
"Disampaikan Wakil PM masalah sawit dalam artian kedua negara mau tidak mau harus terus bekerja sama dalam rangka promosi sustainable sawit," kata Retno di Kompleks Istana Bogor, Selasa (9/10).
Perjuangan menghentikan kebijakan diskriminatif Uni Eropa terkait pembatasan impor minyak sawit memang selalu disinggung Presiden Jokowi ketika bertemu tokoh negara sahabat.
Hal ini sempat dititipkan ketika bertemu Presiden Partai Keadilan Rakyat Malaysia Anwar Ibrahim dua bulan lalu. Pesan serupa juga sempat disampaikan saat berjumpa PM Malaysia Mahathir Mohamad pada Juni lalu.Saat itu Mahathir menyatakan siap bersama Indonesia melawan kampanye hitam Uni Eropa mengenai buruknya dampak minyak kelapa sawit terhadap iklim. Kesiapan dinyatakan sebab kampanye hitam turut dirasakan Malaysia.
Presiden Jokowi, kata Retno, menyambut baik respons baik Wakil PM Wan Azizah serta PM Mahathir demi memperjuangkan kelapa sawit yang menjadi salah satu pionir pendapatan kedua negara.
"Presiden mengatakan iya dan kerja sama yang baik ini tercermin dalam CPOC (Council of Palm Oil Producing Countries). Kami terus bekerja sama mempromosikan sustainable palm oil," kata Retno.
Selain perjuangan sawit, kedua negara juga sepakat meningkakan penanggulangan terorisme melalui pertukaran informasi intelijen.Indonesia dan Malaysia turut sepakat meningkatkan keamanan di perairan. Kesepakatan dibuat pasca penculikan nelayan di perairan Sabah pertengahan September.
"Presiden meminta perhatian otoritas Malaysia meningkatkan kerja sama dalam menjaga keamanan dalam perairan laut di wilayah masing-masing," tuturnya.
Malaysia disebut sangat terbuka dengan permintaan serta kerja sama itu. Wakil PM Wan Azizah, kata Retno, menyatakan sedang membahas peningkatan pengamanan di sana dengan mempersiapkan kapal jaga yang lebih besar dan canggih. (chri/eks)
Baca Kelanjutan Jokowi Temui Wakil PM Malaysia, Bahas Sawit dan Keamanan Laut : https://ift.tt/2A00Y8TBagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi Temui Wakil PM Malaysia, Bahas Sawit dan Keamanan Laut"
Post a Comment