
"Selama empat dekade terakhir, tidak ada yang lebih jahat dari Pemerintah AS saat ini terhadap Iran, orang Iran, dan Republik Islam," kata Rouhani dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional setempat.
"Ada masanya ketika satu orang yang memiliki permusuhan. Sisanya, moderat. Kini, yang terburuk telah berkumpul menjadi satu," kata Rouhani yang menyiarkan pidato dari Universitas Teheran.
Rouhani juga menuduh Amerika atas penggunaan perang ekonomi dan psikologis serta keraguan atas status Republik Islam yang disandang Iran.
"Mengurangi legitimasi sistem adalah tujuan akhir mereka. Ketika mereka mengatakan telah menyingkirkan, perubahan rezim sesuai kata-kata mereka, bagaimana rezim bisa terjadi? Dengan mengurangi legitimasi, bila tidak, rezim tak berubah," kata Rouhani.
Reuters mengabarkan Washington mengenalkan kembali langkah-langkah pembatasan mereka atas perdagangan mata uang, logam, dan otomotif dengan Iran pada Agustus lalu.
Beberapa pihak di Iran khawatir negara mereka sedang mengalami kemerosotan ekonomi akibat pembatasan AS pada sektor ekspor minyak dari negara tersebut yang akan mulai berlaku beberapa bulan ke depan. Sebagian lagi menilai kemerosotan ekonomi akibat keputusan tersebut bisa lebih buruk dari periode 2012-2015 lalu kala Iran terakhir kali menghadapi sanksi besar.
Namun, Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri meragukan kekhawatiran tersebut.
"Amerika pasti tidak dapat mengurangi ekspor minyak Iran sampai habis," kata Jahangiri.
"Amerika mengira Arab Saudi dapat menggantikan minyak ini. Namun saat ini minyak Iran telah mencapai lebih dari US$80 [per barel] dan dengan separuh ekspor sebelumnya, kita akan mendapatkan pendapatan yang sama seperti sebelumnya," lanjut Jahangiri.
(end) Baca Kelanjutan Rouhani: Pemerintah Donald Trump Paling Jahat terhadap Iran : https://ift.tt/2QRsLxOBagikan Berita Ini
0 Response to "Rouhani: Pemerintah Donald Trump Paling Jahat terhadap Iran"
Post a Comment