Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, mengatakan bahwa pemerintah akan mengirim personel terpilih ke Rusia untuk mengikuti pelatihan perakitan sistem dan kembali ke negaranya.
Pembelian sistem senjata S-400 ini menimbulkan kekhawatiran NATO yang mewaspadai kehadiran Rusia di kawasan Timur Tengah.
Salah satu perjanjian yang terancam batal adalah pembelian jet tempur Lockheed Martin F-35 dari AS. Washington mengancam akan membatalkan perjanjian itu jika Turki tetap membeli S-400.
Akar mengatakan bahwa program pembelian F-35 terus berjalan seperti yang direncanakan, di mana jet ketiga dan keempat akan dikirimkan pada Maret 2019.
Turki dan AS sendiri mengadakan pembicaraan mengenai kemungkinan penjualan sistem pertahanan rudal pertahanan Raytheon Co Patriot sebagai alternatif untuk sistem senjata S-400.
Namun, Turki menyatakan bahwa AS gagal membentuk kerja sama peningkatan keamanan. Mereka pun harus mencari kekuatan di luar NATO untuk memenuhi kebutuhannya.
Mereka telah menandatangani Letter of Intent dengan Perancis dan Italia untuk memperkuat kerja sama dalam proyek pertahanan gabungan.
Sebagai langkah pertama, konsorsium EUROSAM Franco-Italia dan sejumlah perusahaan Turki akan melihat sistem pertahanan berdasarkan sistem rudal SAMP-T.
"Ada beberapa masalah akibat S-400, perkembangan politik dan peradilan, tetapi kondisi politik dan militer yang kita miliki sekarang tidak menimbulkan kekhawatiran," kata Akar kepada kantor berita Anadolu. (cin/has)
Baca Kelanjutan Tahun Depan, Turki Pasang Sistem Pertahanan Rudal Rusia : https://ift.tt/2EIroA4Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tahun Depan, Turki Pasang Sistem Pertahanan Rudal Rusia"
Post a Comment