
Sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (14/11), Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) sudah keberatan dengan rencana repatriasi itu. Mereka menganggapnya program itu dijalankan secara tergesa-gesa dan tak menjamin etnis Rohingya tidak lagi mengalami persekusi.
"Itu (pemulangan etnis Rohingya) tidak akan terjadi," kata sumber di UNHCR.
Beberapa waktu lalu menyatakan tidak akan memaksa seluruh etnis Rohingya kembali ke Myanmar, dan sudah meminta UNHCR memastikan hanya memulangkan mereka yang benar-benar berniat saja. Apalagi, dari 48 keluarga yang ditanyai oleh perwakilan UNHCR, seluruhnya menolak kembali ke Myanmar.
Ketua Komisi Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet juga menyatakan keberatan soal rencana pemulangan etnis Rohingya dan meminta supaya dihentikan.
Persekusi dan kekerasan yang dilakukan aparat serta kelompok Buddha garis keras Myanmar di negara bagian Rakhine menyebabkan 700 ribu etnis Rohingya mengungsi ke wilayah perbatasan Bangladesh. Sejumlah kesaksian korban mengungkap kenyataan mengerikan tentang bagaimana kekejaman aparat dan kelompok Buddha radikal Myanmar terhadap mereka.
Pemerintah junta militer Myanmar menyangkal seluruh tuduhan itu, dan berdalih mereka hanya mengincar ARSA yang dianggap teroris. Namun, dunia juga kecewa dengan sikap peraih nobel perdamaian Aung San Suu Kyi.
Setelah partainya Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menang pemilu dan Suu Kyi diangkat menjadi penasehat negara, dia malah bungkam dan selalu berkelit ketika dicecar soal krisis Rohingya. Bahkan almamaternya, Universitas Oxford, malu dengan sikap salah satu alumnusnya yang sebelumnya getol menyuarakan soal hak asasi, dengan melepas lukisan yang dipajang di salah satu dinding gedung mereka.
Meski dicibir sana-sini dan sejumlah gelar yang disematkan kepadanya oleh beberapa organisasi dicabut, Suu Kyi tetap berkeras dengan pendapatnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemulangan Tahap Awal Rohingya ke Myanmar Kemungkinan Batal"
Post a Comment