Bush Junior mengawali pidatonya dengan sebuah ungkapan berbunyi, "Yang terutama adalah mati muda selambat mungkin."
Disambut tawa seisi ruangan, George kembali melontarkan gurauannya dengan menuturkan sejumlah cara yang sudah ditempuh oleh ayahnya untuk mengamalkan ungkapan tersebut.
"Di usia 90 tahun, George HW Bush keluar dari pesawat menggunakan parasut dan mendarat di St. Ann's by the Sea di Kennebunkport, Main, gereja di mana ibunya menikah dan tempatnya beribadah. Ibu sering bilang bahwa ia memilih lokasi itu untuk berjaga-jaga jika parasutnya tak mengembang," katanya.
"Beberapa tahun kemudian, ia sendirian di Pasifik dalam sebuah sekoci darurat, berdoa agar tim penyelamat menemukannya lebih dulu sebelum musuh," katanya.
Sebelum menjadi politikus, George HW Bush memang mengabdi dalam angkatan bersenjata AS hingga mencapai puncak kepemimpinan sebagai panglima.
"Ayah selalu sibuk, selalu bergerak, tapi tak pernah terlalu sibuk untuk berbagi cinta dalam hidupnya bersama orang-orang yang ada di sekitarnya," tutur Bush Junior.
Menurut Bush, dengan pengalaman ayahnya melihat situasi perang dan menyaksikan kematian teman-temannya sendiri, George HW Bush sangat menghargai hidup.
"Ayah bisa memahami orang-orang dalam hidupnya. Dia sangat berempati. Dia menghargai karakter dari asal usul seseorang. Dia tidak sinis. Dia selalu mencari kebaikan dari tiap orang, dan pasti menemukannya," katanya.
![]() |
"Jumat lalu, ketika saya diberi tahu hidupnya tinggal hitungan menit, saya meneleponnya. Orang yang menjawab telepon itu berkata, 'Saya rasa dia bisa mendengarmu, tapi tak mengatakan apa-apa seharian ini.' Saya berkata, 'Ayah, aku mencintaimu, dan ayah sudah menjadi ayah yang baik.'" tutur George W Bush.
Melanjutkan pidatonya, ia berkata, "Dan kata-kata terakhir yang ia ucapkan di Bumi ini adalah, 'Saya juga mencintaimu.'"
Setelah melanjutkan pidatonya selama beberapa menit, suaranya mulai bergetar. George W Bush pun tak kuasa menahan tangis ketika menyampaikan salam perpisahan untuk ayahnya.
"Melalui air mata kami, kami ingin bersyukur atas berkat karena dapat mencintai dan mengenalmu, pria yang hebat dan mulia, ayah terbaik bagi putra dan putri kami," ucap George W Bush menahan tangis.
Meski demikian, ia mengaku senang mengetahui ayahnya akan dikuburkan di samping ibunya, Barbara, dan adiknya, Robin, yang meninggal akibat leukimia saat masih berusia tiga tahun.
"Dalam duka, kami tetap tersenyum mengetahui bahwa ayah memeluk Robin dan memegang tangan ibu lagi," tutur George W Bush. (has)
Baca Kelanjutan Tawa dan Tangis George W Bush dalam Pidato Pemakaman Ayahnya : https://ift.tt/2EeLcdvBagikan Berita Ini
0 Response to "Tawa dan Tangis George W Bush dalam Pidato Pemakaman Ayahnya"
Post a Comment