
Perwakilan AS untuk urusan krisis di Venezuela, Elliot Abrams, mengatakan Gedung Putih tetap menjaga dialog demi memastikan keamanan para staf kedutaan yang masih berada di negara Amerika Selatan itu, meski Maduro telah memutuskan hubungan diplomatik.
Melalui kedutaan Venezuela, Presiden Donald Trump mengirim pesan ke Maduro kepentingan untuk menjamin keamanan kedubes AS di sana.
"Kami memiliki kontak dengan rezim de facto yang adalah rezim Maduro. Kami masih berkomunikasi dengan mereka karena kami khawatir tentang hal-hal seperti keselamatan warga Amerika di Venezuela," ucap Abrams kepada wartawan seperti dikutip AFP pada Kamis (31/1).
Sementara itu, Maduro menarik staf kedutaannya di Washingon, tapi tidak menutup perwakilan negaranya itu secara fisik. Pada Sabtu pekan lalu, pemerintahan Maduro juga mengaku telah berdialog dengan Washington melalui perwakilan diplomatik.
"Kita harus mencari tahu bagaimana status kedutaan nantinya," kata Abrams.
Dalam kesempatan itu, Abrams bersumpah bahwa AS akan terus meningkatkan tekanan terhadap rezim Maduro sampai dirinya mundur dan menyerahkan kewenangan eksekutifnya kepada Presiden Majelis Nasional, Juan Guaido.
Guaido telah mendeklrasikan diri sebagai pemimpin interim Venezuela. Selain AS, langkah Guaido tersebut juga didukung oleh sejumlah negara barat lain seperti Kanada, Uni Eropa, Jerman, Israel, hingga Brasil, Kolombia, dan Argentina.
Pada awal pekan ini, AS bahkan telah menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak utama Venezuela, PDVSA, guna memotong sumber pemasukan negara yang selama ini menopang rezim Maduro.
Washington juga telah membekukan sejumlah aset milik Venezuela di Federal Reserve Bank of New York. Abrams mengatakan aset-aset tersebut akan dikonversi menjadi bantuan kemanusiaan bagi Venezuela. (rds/has)
Baca Kelanjutan AS Berdialog dengan Rezim Maduro Lewat Kedubes di Washington : http://bit.ly/2Wt2CsEBagikan Berita Ini
0 Response to "AS Berdialog dengan Rezim Maduro Lewat Kedubes di Washington"
Post a Comment