
Pada 2017, Trump memerintahkan Pentagon menganalisis teknologi pertahanan rudal AS dan bagaimana teknologi itu harus beradaptasi mengikuti ancaman yang terus berubah.
Dalam ringkasan eksekutif tinjauan yang diberikan kepada wartawan Pentagon, Badan Pertahanan Rudal (MDA) menyoroti beberapa faktor yang menjadi perhatian.
Beberapa di antaranya yang paling menonjol adalah China dan Rusia yang mengembangkan rudal hipersonik.
Senjata-senjata ini mampu terbang berkali-kali lipat kecepatan suara serta bisa berubah arah dengan seketika, ketimbang mengikuti pola balistik, sehingga lebih sukar diantisipasi.
Pentagon mencari cara untuk meningkatkan kemampuan melacak rudal hipersonik, terutama dengan menggunakan sensor yang saat ini sudah ditempatkan di ruang angkasa.
MDA juga menyatakan akan menggelar penelitian untuk memeriksa kemungkinan menciptakan sistem pencegatan yang berbasis di angkasa. Pada sistem itu, pesawat yang mengorbit akan dilengkapi rudal yang bisa bisa menghancurkan hulu ledak ketika masih berada di angkasa.
Selain itu, MDA juga akan fokus mengembangkan cara untuk melumpuhkan rudal balistik tidak lama setelah diluncurkan.
Saat ini, teknologi anti-rudal fokus pada pencegatan hulu ledak saat sedang melambung di luar angkasa.
Dengan menyerang rudal saat dalam "fase menghimpun kecepatan" tidak lama setelah diluncurkan, MDA dapat memperkuat lapisan pertahanan bagi Amerika dan sekutunya.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menambahkan jenis rudal baru ke pesawat tempur F-35 yang berpatroli di sekitar lokasi yang diperkirakan menjadi area peluncuran.
MDA juga mencari cara untuk meningkatkan kemampuan "energi terarah" - atau laser - untuk menghancurkan rudal balistik.
Tinjauan ini rencananya akan dirilis tahun lalu, namun mengalami penundaan berkali-kali.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ke Pentagon, Trump Rilis Hasil Analisis Teknologi Anti-Rudal"
Post a Comment