
Hal ini disampaikan langsung oleh Bachelet saat berbincang melalui sambungan telepon dengan Duta Besar RI untuk PBB di Jenewa, Hasan Kleib, pada Rabu (30/1) waktu setempat.
"KTHAM menyampaikan merasa "caught by surprise" dengan adanya anggota delegasi yang bukan merupakan anggota Delegasi resmi UPR Vanuatu (Benny Wenda)," demikian pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (31/1).
Ternyata, di dalam delegasi tersebut ada Benny yang kemudian menyerahkan petisi referendum kemerdekaan Papua kepada Bachelet.
Kemlu RI menyatakan Bachelet senantiasa melihat "good intention" dari negara anggota PBB yang ingin bertemu dengannya. Namun, langkah Vanuatu tersebut tidak menunjukkan "good intention."
Dalam pertemuan itu, Benny menerangkan kepada Bachelet bahwa di bawah pemerintahan Indonesia, warga Papua tak memiliki kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkumpul.
Ia kemudian mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan kebebasan adalah melalui petisinya tersebut.
"Indonesia sepakat untuk memberikan akses kepada kantor kami ke Papua dan kami menunggu konfirmasi terkait pengaturan tersebut," kata Shamdasani kepada CNNIndonesia.com.
Hasan memastikan bahwa saat ini pengaturan jadwal kunjungan PBB ke Papua itu masih terus diatur dan diperkirakan bakal terwujud pada tahun ini. (has)
Baca Kelanjutan KTHAM PBB Kaget Benny Wenda 'Menyusup' dalam Delegasi Vanuatu : http://bit.ly/2RZqmGpBagikan Berita Ini
0 Response to "KTHAM PBB Kaget Benny Wenda 'Menyusup' dalam Delegasi Vanuatu"
Post a Comment