
Direktur eksekutif badan bencana nasional Filipina, Ricardo Jalad, mengatakan bahwa kebanyakan korban tewas adalah anak-anak yang terperangkap ketika rumahnya tertimbun longsor.
Jalad juga melaporkan bahwa hingga saat ini pihaknya masih melacak keberadaan 20 orang yang dilaporkan hilang di daerah terpencil.
"Jika kami tak menemukan orang hilang atau kami menemukannya dalam keadaan sudah meninggal, berarti korban tewas ada 105. Kami harap itu tak terjadi," ujar Jalad kepada Reuters, Rabu (2/1).
Pemerintah lantas mendeklarasikan tiga provinsi di bawah "status bencana" agar mempermudah akses dana bantuan ke daerah tersebut.
Berpopulasi 5,8 juta, Bicol memang dilaporkan menjadi daerah yang terkena dampak bencana paling parah dengan 68 orang tewas akibat hujan deras dan longsor.
Begitu sulit medan di Bicol, tim penyelamat bersama kepolisian dan militer harus menggunakan alat berat untuk membersihkan jalan, kemudian menaiki kapal karet ke daerah yang terkena dampak banjir.
"Matahari sudah tenggelam dan mereka hanya mengandalkan lampu darurat. Kami harap banjirnya segera surut," tutur Ronna Monzon, salah satu anggota badan bencana Bicol. (has)
Baca Kelanjutan Longsor dan Banjir di Filipina Renggut 85 Nyawa : http://bit.ly/2LRNNexBagikan Berita Ini
0 Response to "Longsor dan Banjir di Filipina Renggut 85 Nyawa"
Post a Comment