
Reuters melaporkan bahwa pemungutan suara parlemen pada Selasa (15/11) berakhir dengan hasil 432-202, angka yang disebut-sebut sebagai simbol kekalahan terburuk pemerintah dalam sejarah modern Inggris.
Akibat kekalahan ini, kesepakatan Brexit kian tidak jelas, padahal undang-undang mengenai Inggris keluar dari Uni Eropa harus sudah rampung pada 29 Maret mendatang.
"Kesepakatan Brexit pada dasarnya sudah mati," ujar Anand Menon, profesor politik dan hubungan luar negeri Eropa dari King's College, London..
Sejak referendum tersebut, May mengajukan draf kesepakatan "halus", yaitu tetap keluar dari Uni Eropa, tapi tetap menjalin hubungan ekonomi sedekat mungkin dengan blok tersebut.
Namun, para pendukung Brexit ingin Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun, tuntutan yang dikhawatirkan para pebisnis dapat menghancurkan perekonomian Inggris.
Sejumlah pengamat pun menganggap hasil pemungutan suara kali ini pun akhirnya dianggap sebagai puncak kebuntuan negosiasi Brexit.
"Uni Eropa dan pembuat kebijakan Inggris akan menganggap kesepakatan ini mati, maka Inggris tak akan memiliki kebijakan Brexit dan tak ada alternatif bagi kebijakan Inggris," ucap Menon.
Kini, ada serentetan opsi bagi May, di antaranya memutuskan keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, nekat membuat perundingan dengan blok tersebut, menunda Brexit, referendum ulang, atau mengundurkan diri. Di tengah kisruh ini, May dikabarkan akan mengeluarkan pernyataan dalam waktu dekat. </span>
Baca Kelanjutan Parlemen Inggris Tolak Draf Brexit Usulan Theresa May : http://bit.ly/2TTZQe2Bagikan Berita Ini
0 Response to "Parlemen Inggris Tolak Draf Brexit Usulan Theresa May"
Post a Comment