Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Filipina menegaskan tidak akan membayar tebusan untuk membebaskan dua warga
Indonesia dan satu warga
Malaysia yang disandera
Abu Sayyaf. Padahal, kelompok militan itu mengancam akan membunuh seluruh sandera jika tuntutannya tidak dipenuhi.
"Kami tengah melakukan yang terbaik untuk mengamankan pembebasan para sandera dari tangan jahat kelompok Abu Sayyaf tetapi kami tetap teguh pada kebijakan kami yang tak akan membayar tebusan," ucap juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Salvador Panelo, di Manila, seperti dikutip The Straits Times, Jumat (22/2).
Panelo menganggap mengabulkan tuntutan teroris dan kelompok-kelompok seperti Abu Sayyaf hanya akan membuat mereka tambah berani melakukan lebih banyak penculikan.
Selain itu, memberikan tebusan uang, paparnya, hanya akan membantu Abu Sayyaf membeli lebih banyak senjata lagi untuk melakukan serangan lainnya.
Kedua WNI yang disandera Abu Sayyaf itu bernama Heri Ardiansyah (19) dan Hariadin (45) asal Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Mereka merupakan nelayan kapal pukat. Seorang warga Malaysia juga ikut disandera bersama mereka.
Penyanderaan terjadi ketika ketiganya tengah melaut mencari ikan di perairan Sabah pada 5 Desember lalu. Kelompok Abu Sayyaf menangkap mereka ketika sedang berlabuh di Sandakan, Sabah, yang berdekatan dengan kawasan Kepulauan Tawi-Tawi, Filipina.
Abu Sayyaf bahkan sempat menyebarkan video amatir berisikan ancaman. Dalam video itu, mata Heri dan Hariadin ditutup kain. Kedua mulut mereka juga dibekap dengan lakban.
Lima orang yang mengenakan seragam bersenjata lengkap tampak mengelilingi mereka.
"Saya adalah Warga Negara Indonesia, pekerjaan saya nelayan di Sabah, Sandakan. Saya kena tangkap oleh Abu Sayyaf di Laut Sandakan. Saya minta perhatian pemerintah Republik Indonesia, terutama Presiden dan Bapak Dadang yang mengurus," ujar seorang sandera dalam video itu.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI menegaskan pemerintah masih terus berupaya melakukan upaya pembebasan kedua sandera, termasuk berkoordinasi dengan Filipina dan Malaysia.
Dalam jumpa pers rutin di kantornya pada Kamis (21/2) kemarin, juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, menegaskan membayar tebusan tidak menjadi opsi pemerintah dalam mengupayakan pembebasan kedua WNI itu.
"Biasanya hal itu (tebusan) adalah hal yang tidak pernah kita bahas dengan pihak penyandera," kata Arrmanatha.
Penculikan Heri dan Hariadin ini merupakan yang ke-11 dilakukan oleh Abu Sayyaf sejak 2016 lalu. Arrmanatha mengatakan sebanyak 34 dari 36 WNI sandera Abu Sayyaf sejauh ini telah dibebaskan.
(rds/ayp)
Let's block ads! (Why?)
Baca Kelanjutan Abu Sayyaf Ancam Bunuh Sandera, Duterte Ogah Bayar Tebusan : https://ift.tt/2BMdAB0
Bagikan Berita Ini
Related Posts :
Inggris Langgar Batas Laut, China Ancam Putus Relasi Dagang
Jakarta, CNN Indonesia -- China melalui media pemerintah menganggap pelayaran kapal perang Inggris … Read More...
Identitas Terungkap, Penikam Capres Brasil Diduga Gila
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Brasil menahan pria yang diduga pelaku penusukan calon preside… Read More...
VIDEO: Trump Akui Korut Akan Denuklirisasi Selama Jabatannya
Artho Viando & CNN, CNN Indonesia | Jumat, 07/09/2018 15:00 WIB
Bagikan :
Jakarta, … Read More...
Jair Bolsonaro, Capres Brasil yang Ditikam saat KampanyeJakarta, CNN Indonesia -- Jair Bolsonaro tak meyangka kampanyenya di Brasil hari ini, Kami… Read More...
Xi Jinping dan Putin Mungkin Bertemu Kim Jong-un di Rusia
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, kemungkin… Read More...
0 Response to "Abu Sayyaf Ancam Bunuh Sandera, Duterte Ogah Bayar Tebusan"
Post a Comment