
Pemimpin oposisi yang kini sudah diakui oleh 50 negara sebagai presiden interim Venezuela, Juan Guaido, mengatakan bahwa pusat bantuan baru ini sangat dibutuhkan karena sekitar 300 ribu warga berisiko meninggal karena krisis.
Duta Besar Guaido untuk Brasil, Maria Teresa Belandria, mengatakan bahwa pusat bantuan itu akan dibangun di Roraima, di dekat perbatasan tenggara Venezuela.
Kepala tim distribusi Guaido, Lester Toledo, pun mengatakan bahwa pusat penerimaan bantuan Roraima akan mulai menerima kiriman pekan depan.
"Kami akan mendistribusikannya ke seluruh pelosok negara untuk memastikan bantuan kemanusiaan dapat masuk sehingga kami dapat menangani krisis ini," ucap Guaido.
Sebelumnya, Guaido sudah memperingatkan militer, yang masih setia kepada Maduro, agar tidak mememblokade bantuan kemanusiaan.
Ia juga menyebut pemblokiran akses bantuan kemanusiaan ini "hampir seperti genosida" dan militer kemungkinan bertanggung jawab atas kematian 40 demonstran dalam unjuk rasa anti-Maduro sejak 21 Januari lalu.
Maduro yang masih memegang sumpah sebagai Presiden Venezuela pun menolak bantuan AS itu karena menganggapnya sebagai "pertunjukan politik."
Di bawah kepemimpinan Maduro, warga Venezuela harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan kebutuhan dasar di tengah hiperinflasi yang membuat gaji dan tabungan mereka tak berharga.
Guaido menganggap pemblokiran bantuan oleh Maduro hanya cara pemimpin sosialis itu untuk mengulur waktu. Ia pun menekankan tidak akan berkompromi dengan Maduro.
"Demokrasi jauh lebih dekat dari sebelumnya. Masa depan milik kita!" kata Guaido di hadapan para pendukungnya. (has)
Baca Kelanjutan Diblokade Maduro, Oposisi Umumkan Pusat Bantuan Baru : http://bit.ly/2E7DjoTBagikan Berita Ini
0 Response to "Diblokade Maduro, Oposisi Umumkan Pusat Bantuan Baru"
Post a Comment