
"Kami tahu Putra Mahkota tidak pernah memerintahkan itu. Kami tahu kejadian itu adalah akibat operasi di luar komando," kata Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, seperti dilansir Reuters, Sabtu (9/2).
Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018. Saat itu dia hendak mengurus administrasi karena akan menikahi kekasihnya, Hatice Cengiz.
Diduga tim pembunuh Khashoggi berjumlah belasan dan didatangkan dari Saudi. Dia disebut dicekik hingga kehabisan napas, kemudian jasadnya dimutilasi dan dihancurkan menggunakan cairan asam. Sebab, sampai saat ini aparat Turki yang melakukan penyelidikan belum berhasil menemukan jasad pewarta itu.
"Saya tidak bisa menanggapi laporan dari sumber tidak jelas. Kita lihat sebelumnya banyak sekali laporan berdasarkan sumber intelijen yang tidak bisa dibuktikan," ujar Adel.
Kasus itu juga membuat tegang hubungan antara Arab Saudi dan Turki.
Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Agnes Callamard, menyatakan pejabat Arab Saudi merencanakan dan membunuh wartawan Jamal Khashoggi. Kesimpulan itu didapat dari hasil lawatannya ke Turki untuk menyelidiki kasus itu.
"Bukti-bukti yang dikumpulkan selama saya bertugas di Turki menunjukkan mendiang Khashoggi adalah korban dari pembunuhan yang terencana dan brutal, dirancang dan dilakukan oleh pejabat Kerajaan Arab Saudi," kata Agnes di Jenewa, Swiss, kemarin. (ayp) Baca Kelanjutan Saudi Bantah Putra Mahkota Berniat Tembak Mati Khashoggi : http://bit.ly/2So2I6J
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saudi Bantah Putra Mahkota Berniat Tembak Mati Khashoggi"
Post a Comment