
"Anda semua tidak akan pernah mendengar saya menyebut namanya. Dia adalah teroris, dia adalah seorang kriminal, dia adalah seorang ekstremis. Dia tidak akan memiliki nama ketika saya yang berbicara," ucap Jacinda di depan parlemen pada Selasa (19/3) seperti dikutip CNN.
"Kepada Anda semua, saya mohon sebutlah nama-nama mereka yang menjadi korban daripada orang yang mengambil nyawa mereka. Dia (pelaku) mungkin mencari ketenaran, tetapi kami tidak akan memberikan itu, bahkan namanya sekalipun."
Ardern mengawali pernyataan perdananya di parlemen pasca-teror Christchurch itu dengan mengucapkan Assalamualaikum. Dilansir The Guardian, dia mengatakan hari ketika teror terjadi "selamanya akan terekam dalam ingatan kolektif kita bersama."
Brenton Tarrant, warga Australia yang mengaku dirinya sebagai kaum supremasi kulit putih, menyiarkan aksi penembakan massalnya di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood secara langsung di akun Facebook-nya.
Insiden terjadi ketika umat Islam setempat sedang bersiap untuk melaksanakan salat Jumat. Jumlah korban meninggal akibat peristiwa itu mencapai 50 orang, salah satunya ialah warga Indonesia bernama Lilik Abdul Hamid.
Dia juga dengan cepat dan tegas menganggap peristiwa itu sebagai aksi terorisme dan bersumpah akan merevisi undang-undang kepemilikan senjata.
Sehari setelah teror terjadi, Ardern bahkan menyambangi keluarga korban penembakan dengan mengenakan hijab. Perempuan 38 tahun itu sempat memeluk dan berbicara dengan para keluarga korban.
Sejak itu, nama Ardern terus menarik perhatian publik lantaran dianggap berhasil menangani serangan teror yang belum pernah terjadi di Selandia Baru itu secara tepat.
Sebagian besar warga Selandia Baru dan komunitas internasional terkesan dengan sikap yang cepat tanggap dalam menanggapi serangan teror tersebut. (rds/has)
Baca Kelanjutan PM Selandia Baru Bersumpah Tak Akan Sebut Nama Pelaku Teror : https://ift.tt/2JjZSeCBagikan Berita Ini
0 Response to "PM Selandia Baru Bersumpah Tak Akan Sebut Nama Pelaku Teror"
Post a Comment