
"[Keputusan AS] mengabaikan semua prosedur internasional. Sayangnya, ini dapat menimbulkan gelombang baru ketegangan di kawasan Timur Tengah," ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, sebagaimana dikutip AFP.
Selama ini, Dataran Tinggi Golan menjadi wilayah yang diperebutkan oleh Israel dan Suriah dan belum ada kesepakatan kedua negara untuk mengakhiri sengketa ini.
Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari pada 1967 silam. Mereka menganeksasi Dataran Tinggi Golan secara efektif pada 1981, tapi tak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Netanyahu disebut telah lama mendorong AS mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayahnya. Upaya itu berhasil hingga Trump akhirnya mendeklarasikan pengakuan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel pada Senin.
"Hari ini, saya merasa terhormat dapat menyambut Perdana Menteri Netanyahu dari Israel di Gedung Putih, di mana saya menandatangani Proklamasi Presiden mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan," kata Trump melalui Twitter.
Dengan tersenyum, Netanyahu menyaksikan langsung saat Trump menandatangani dokumen deklarasi tersebut di Gedung Putih pada Senin (25/3).
"Keputusan Anda untuk mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan sangat bersejarah," ujar Netanyahu kepada Trump.
Melanjutkan pernyataannya, Netanyahu berkata, "Pengakuan ini adalah keadilan bersejarah yang berlipat ganda. Israel memenangkan wilayah Dataran Tinggi Golan dalam perang pertahanan diri dan akar rakyat Yahudi di Golan sudah ada sejak ribuan tahun." (has)
Baca Kelanjutan Soal Golan, Rusia Waspada Gelombang Baru Ketegangan Kawasan : https://ift.tt/2FvA4H8Bagikan Berita Ini
0 Response to "Soal Golan, Rusia Waspada Gelombang Baru Ketegangan Kawasan"
Post a Comment