
"Pemerintah harus bertanggung jawab atas insiden bom Paskah, karena intelijen yang lemah," kata Sirisena dalam jumpa pers di Kolombo, seperti dilansir Reuters, Jumat (26/4).
Bahkan intelijen India menyebut secara spesifik sasaran serangan. Kedua belah pihak membenarkan ketika dikonfirmasi, dan dibenarkan oleh salah satu sumber lain.
Laporan itu menyatakan aksi amaliyah (teror) yang akan dilakukan oleh sejumlah anggota kelompok Jemaah Tauhid Nasional (NTJ) dan dan Jemaah Agama Ibrahim. Sepak terjang kelompok itu memang nyaris tidak pernah terdengar.
"Laporan intelijen dari negara sahabat tidak diteruskan kepada saya oleh pejabat bidang keamanan. Saya bertemu menteri pertahanan dan kepala kepolisian pada pertengahan April, tetapi tidak diberi tahu apa-apa," ujar Sirisena.
Menteri Pertahanan Sri Lanka, Hemasiri Fernando, memutuskan mengundurkan diri pada Kamis (25/4) kemarin. Dia mengaku bertanggung jawab akibat gagal mencegah teror bom.
Kini Sirisena juga menyatakan kepala kepolisian Sri Lanka, Irjen Pujith Jayasundara, berjanji akan mundur dari jabatannya.
Sirisena menyatakan saat ini mereka tengah memburu 140 orang yang diduga terlibat jaringan teroris di Sri Lanka. Dia berjanji situasi keamanan akan pulih dalam beberapa hari.
Aparat menyatakan mereka sudah mengenali delapan dari sembilan pelaku bom bunuh diri. Satu di antaranya adalah perempuan.
Sejumlah warga Muslim di Sri Lanka dilaporkan mengungsi. Mereka menghindari aksi balas dendam atau razia. Pemerintah setempat juga mengerahkan sekitar 10 ribu serdadu untuk membantu proses penggeledahan dan membantu pengamanan tempat-tempat ibadah. (ayp)
Baca Kelanjutan Presiden Sri Lanka Anggap Pemerintah Lalai Cegah Teror Bom : http://bit.ly/2vor81WBagikan Berita Ini
0 Response to "Presiden Sri Lanka Anggap Pemerintah Lalai Cegah Teror Bom"
Post a Comment