Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/4), laporan itu dikonfirmasi oleh tiga orang sumber yang berada di lembaga pertahanan Sri Lanka. Menurut mereka peringatan tentang ancaman teror itu baru diterima langsung dari perwira intelijen India beberapa jam sebelum kejadian.
Bahkan perwira India itu menyebut secara spesifik sasaran serangan. Kedua belah pihak membenarkan ketika dikonfirmasi, dan dibenarkan oleh salah satu sumber lain.
Sedangkan menurut seorang perwira intelijen Sri Lanka, laporan ancaman teror itu diberikan pada Sabtu (20/4) malam. Opsir telik sandi India menyatakan informasi yang mereka berikan sama seperti yang mereka sampaikan pada 4 April.
Akan tetapi entah bagaimana pemerintah Sri Lanka seolah tidak berbuat apa-apa. Alhasil, delapan bom meledak di tiga gereja, hotel, dan perumahan dan mengakibatkan 359 orang meninggal dan sekitar 500 orang luka-luka sampai saat ini.
Sejumlah menteri di kabinet Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, menuding ada pihak-pihak yang sengaja menahan informasi peringatan ancaman aksi teror itu.
Menteri Badan Usaha Milik Negara, Lakshman Kiriella, laporan ancaman serangan teror di sejumlah gereja dan hotel diterima dari intelijen India pada 4 April. Tiga hari kemudian Presiden Maithripala Sirisena menggelar rapat Dewan Keamanan karena dia bertanggung jawab dalam bidang itu.
Wickremesinghe mengaku tidak diajak rapat atau diberi laporan soal potensi ancaman itu.
"Seseorang sengaja mengendalikan informasi ini. Dewan Keamanan sudah bermain politik. Ini harus diusut," kata Kiriella.
Terpisah, mantan panglima angkatan bersenjata sekaligus Menteri Pembangunan Daerah, Sarath Fonseka, menyatakan serangan teror itu diduga sudah direncanakan sejak tujuh sampai delapan tahun lalu.
Diduga hal ini adalah buntut dari perseteruan politik antara Sirisena dan Wickremesinghe sejak 2018. Saat itu Sirisena mengklaim Wickremesinghe bersekongkol untuk membunuhnya. Dia lantas mengangkat mantan pesaingnya di pemilu, Mahinda Rajapaksa, sebagai PM.
![]() |
Pemerintah Sri Lanka menuduh NTJ sebagai pelaku serangan bom. Namun, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim mereka bertanggung jawab atas aksi teror itu.
Aparat Sri Lanka saat ini sudah menahan hampir 60 orang yang diduga terlibat aksi teror, berbekal undang-undang darurat. Pemerintah juga menetapkan negara dalam keadaan darurat nasional.
[Gambas:Video CNN] (ayp)
Baca Kelanjutan Sri Lanka Dapat Info Aksi Teror Beberapa Jam Sebelum Kejadian : http://bit.ly/2IIYIbwBagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Lanka Dapat Info Aksi Teror Beberapa Jam Sebelum Kejadian"
Post a Comment