
Seperti dilansir Channel NewsAsia, Jumat (24/5), wakil jaksa penuntut umum pengadilan Singapura, Ng Jun Chong, mengatakan bahwa insiden ini terjadi pada 15 Desember lalu.
Saat itu, suami Natasha menduga istrinya berselingkuh dengan pria lain dan meminta sang ibu untuk berbicara dengan Natasha.
Kala Natasha sedang memijat mertuanya, ibu itu lantas bertanya apakah putranya tidak cukup baik bagi menantunya dan apakah "satu suami tidak cukup untuknya."
Natasha yang juga didiagnosis mengidap gangguan kepribadian ambang (BPD) itu kemudian mengambil sebuah pisau perajang berukuran 30 sentimeter dan menyayat tubuh bagian belakang sang ibu sebanyak dua kali sambil berkata, "Kamu lebih baik mati."
Seorang dengan gangguan BPD akan mengalami perubahan suasana hati dan emosi yang tidak stabil sehingga cenderung mudah marah, memiliki rasa takut berlebihan akan penolakan dan kesepian, serta kerap melakukan tindakan tanpa memikirkan risikonya.
Ibu itu sempat menahan pisau tersebut sebelum melarikan diri dari serangan menantunya itu.
Di malam yang sama, sang suami melaporkan Natasha ke kepolisian dan mengatakan bahwa istrinya telah membuang pisau senjatanya.
Natasha akhirnya ditangkap pihak kepolisian dan dijatuhi kurungan penjara delapan bulan. Namun, masih ada kemungkinan Natasha dijatuhi hukuman penjara hingga tujuh tahun atau didenda.
Menurut keterangan Hakim Ong Chin Rhu, luka yang disebabkan Natasha itu cukup besar, tapi korban merasa cukup aman untuk kembali tinggal di rumah yang sama.
Sang ibu sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong selama tiga hari. Ia tidak menderita luka serius, tapi sayatan tersebut meninggalkan bekas luka dan keloid di jaringan kulitnya. (ajw/has) Baca Kelanjutan Sayat Mertua karena Dituduh Selingkuh, Ibu di Singapura Dibui : http://bit.ly/2M78mau
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sayat Mertua karena Dituduh Selingkuh, Ibu di Singapura Dibui"
Post a Comment