
Berdasarkan hasil rekapitulasi akhir pemilu sela yang dirilis pada Rabu (22/5), para loyalis Duterte menguasai kursi di kedua badan dewan di Senat.
Dari 12 kursi Senat yang diperebutkan dalam pemilu sela ini, sembilan di antaranya berhasil diamankan oleh pendukung Duterte, sementara tiga lainnya oleh kader tanpa aliansi politik.
Sementara itu, para sekutu politik Duterte juga menyapu bersih kursi yang diperebutkan di tingkat Dewan Perwakilan.
"Ini merupakan sinyal jelas bahwa warga akan mendukungnya, termasuk dalam meloloskan undang-undang dan segala prosesnya yang sebelumnya agak tersendat," ujar seorang analis politik Filipina, Ramon Casiple, kepada AFP.
Dengan kemenangan ini, Duterte memang akan lebih leluasa menjalankan rencana besarnya untuk mengubah konstitusi.
"Pemilu ini memberikan Duterte kekuasaan penuh untuk memaksakan sistem pemerintahannya yang sudah dapat disimpulkan, yaitu transformasi penuh sistem politik nasional," ujar analis politik Filipina, Richard Heydarian.
Selain itu, salah satu agenda besar Duterte adalah menerapkan kembali hukuman mati di Filipina, langkah yang dikecam oleh berbagai kelompok pemerhati hak asasi manusia.
Filipina sudah melarang penerapan hukuman mati pada 1987. Sempat diberlakukan kembali enam tahun kemudian, hukuman itu lantas dilarang lagi pada 2006.
Kendati dikritik oleh berbagai kelompok pemerhati HAM, pendekatan keras Duterte ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Filipina yang sudah muak dengan tingkat kriminalitas tinggi.
Janji-janji pemberantasan kriminalitas seperti ini pula lah yang membuat Duterte menang dalam pemilu presiden pada 2016 lalu. (rds/has)
Baca Kelanjutan Sekutu Duterte Menang Telak Pemilu Sela Parlemen Filipina : http://bit.ly/2WgZ5AhBagikan Berita Ini
0 Response to "Sekutu Duterte Menang Telak Pemilu Sela Parlemen Filipina"
Post a Comment