Bahkan, negara sekutu AS mulai berpikir dua kali untuk menggunakan teknologi 5G milik Huawei. Inggris, misalnya, yang secara terang-terangan mengaku akan mendengarkan peringatan yang dikumandangkan Presiden AS Donald Trump terhadap teknologi Huawei.
Namun, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan negaranya tak akan mempertimbangkan kampanye Huawei oleh AS. "Kami malah berusaha memanfaatkan teknologi mereka (Huawei) sebanyak mungkin," ujarnya sembari memuji kecakapan Huawei, seperti dilansir CNN.com, Senin (3/6).
Sekadar mengingatkan, awal tahun ini Huawei bermitra dengan operator seluler Malaysia Maxis untuk melakukan uji coba 5G di Negeri Jiran tersebut.
Mahathir mengisyaratkan bahwa pemerintahannya tak mungkin mengambil sikap keras, meskipun ia mengakui ada isu keamanan di sekitar Huawei.
"Kami terlalu kecil untuk berpengaruh pada (Huawei). Ya mungkin ada beberapa mata-mata. Tapi apa yang bisa dilakukan mata-mata di Malaysia? Kami buku terbuka," imbuh dia.
Sementara itu, Juru Bicara Huawei Glenn Schloss menegaskan pihaknya tidak pernah diminta untuk memberikan akses ke teknologi milik perusahaan atau memberikan data atau informasi apapun tentang warga negara, maupun organisasi apapun kepada pemerintah mana pun.
Kendati demikian, kampanye blokir Huawei oleh AS tidak juga reda. Administrasi Gedung Putih bahkan melarang agen pemerintah menggunakan teknologi dari Huawei. Bahkan, awal bulan ini, AS menempatkan Huawei dalam daftar perusahaan asing yang dianggap merusak keamanan nasional AS.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut upaya AS memblokir Huawei dirancang untuk memastikan jaringan di mana arus informasi AS aman dan tidak akan berakhir di tangan Partai Komunis China. "Ini sangat mudah," katanya.
[Gambas:Video CNN]
(CNN/bir)
Baca Kelanjutan Malaysia Tak 'Termakan' Kampanye Blokir Huawei oleh AS : http://bit.ly/2JV3pQaBagikan Berita Ini
0 Response to "Malaysia Tak 'Termakan' Kampanye Blokir Huawei oleh AS"
Post a Comment