Sebagaimana dilansir AFP, pemungutan suara ini untuk mengisi kekosongan satu kursi parlemen setelah seorang anggota, Fiona Onasanya, terdepak karena dipenjara usai berbohong soal pelanggaran lalu lintas.
Di bawah Greene, bertengger calon dari Partai Konservatif dengan perolehan suara 21 persen dan kandidat Partai Liberal Demokrat dengan 12 persen.
Hasil pemilu ini dianggap sebagai kemunduran bagi Partai Brexit yang awalnya diprediksi bakal menjadi salah satu partai kuat meski baru beberapa bulan terbentuk.
Popularitas partai ini meningkat di tengah kisruh negosiasi proses Inggris keluar dari Uni Eropa yang biasa disebut Brexit.
Kubu pemerintah Perdana Menteri Theresa May dan oposisi di Inggris masih belum mendapatkan titik temu kesepakatan yang harus dicapai dengan Uni Eropa sebelum Inggris hengkang dari blok tersebut.
Di satu sisi, May ingin Inggris tetap memiliki hubungan dagang dengan Uni Eropa ketika resmi keluar, sementara pihak oposisi mendesak agar negara mereka benar-benar memutus hubungan dengan blok tersebut.
Sejauh ini, Uni Eropa telah memperpanjang tenggat waktu bagi Inggris untuk keluar dari keanggotaan sebanyak tiga kali. Jika mengacu pada konstitusi, Inggris seharusnya rampung menyelesaikan proses Brexit sejak 29 Maret lalu.
Namun, setelah dua kali mundur, Uni Eropa memberikan Inggris lagi tenggat waktu untuk menyelesaikan Brexit hingga 31 Oktober mendatang.
Di tengah kisruh ini, May memutuskan untuk mengundurkan diri pada hari ini, Jumat (7/6), karena merasa gagal melakukan negosiasi Brexit. (has)
Baca Kelanjutan Partai Brexit Gagal Dapat Kursi di Parlemen Inggris : http://bit.ly/2WwknLhBagikan Berita Ini
0 Response to "Partai Brexit Gagal Dapat Kursi di Parlemen Inggris"
Post a Comment