“Permasalahan keamanan di sub-kawasan merupakan tanggung jawab bersama,” kata Retno di Manila, dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (23/6).
Retno juga menekankan pentingnya menyelesaikan akar permasalahan terorisme dengan mempromosikan pembangunan sosial ekonomi di kawasan perbatasan ketiga negara.
“Permasalahan terorisme adalah situasi luar biasa yang harus ditangani dengan cara-cara yang juga luar biasa,” imbuh Retno.
Dalam pertemuan tersebut para Menlu didampingi oleh panglima angkatan bersenjata, kepala kepolisian serta kepala lembaga penanggulangan terorisme dari masing-masing negara. Ikut serta bersama Menlu RI dalam Delegasi Indonesia adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Kepolisian RI Tito Karnavian dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius.
Gatot dalam pernyataannya kepada media pasca pertemuan tersebut, mengatakan SOP patroli laut bersama Indonesia-Filipina-Indonesia yang ditandatangani di Tarakan pada tanggal 19 Juni 2017 lalu, dapat menciptakan fondasi yang kuat bagi upaya bersama menanggulangi terorisme di kawasan perbatasan ketiga negara.
Sementara itu Tito menyampaikan fenomena serangan terorisme di Marawi, Filipina, bukan sekedar merupakan fenomena lokal, namun juga fenomena regional dan global.
Pertemuan Trilateral tersebut menghasilkan Pernyataan Bersama ketiga Menteri Luar Negeri, yang berisi penegasan komitmen bersama untuk menangani terorisme dan kejahatan lintas Negara yang dapat mengancam stabilitas di kawasan serta menyepakati penyusuan Rencana Aksi Bersama guna menangani permasalahan tersebut.
Dalam pertemuan itu juga disepakati bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya pada Oktober 2017 mendatang. Pertemuan kedua tersebut diagendakan untuk menyepakati Rencana Aksi Bersama.
(les)
Baca Kelanjutan Atasi Terorisme Kawasan, Indonesia Gelar Rapat Tiga Negara : http://ift.tt/2sX6vKeBagikan Berita Ini
0 Response to "Atasi Terorisme Kawasan, Indonesia Gelar Rapat Tiga Negara"
Post a Comment