Baru Terbentuk Setahun, Partai Macron Menang Pemilu Parlemen

Jakarta, CNN Indonesia -- Baru saja dibentuk pada tahun lalu, La Republique en Marche! (LREM), partai pimpinan Presiden Emannuel Macron, hampir pasti memenangkan kursi mayoritas parlemen, mengalahkan partai-partai besar lainnya dalam pemilihan umum.

“Ini merupakan kesempatan bagi Perancis. Satu tahun lalu, tak ada yang dapat membayangkan pembaruan politik seperti ini,” ujar Perdana Menteri Perancis, Edouard Philippe, sebagaimana dikutip Reuters, Minggu (18/6).

Meski masih ada 90 tempat yang dapat diperebutkan, LREM sudah dipastikan mendapatkan kursi mayoritas di parlemen. Sejumlah badan survei memprediksi, LREM akan mendapatkan 355 hingga 365 kursi dari 577 tempat yang diperebutkan.

Namun, tingkat abstain dalam pemilu kali ini sangat tinggi, mencapai 42 persen. Macron pun dianggap harus berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan karena banyak rakyat kemungkinan akan mengawasi dengan ketat pergerakan pemerintah dan pembuat kebijakan.

“Rakyat tidak mau memberikan Macron kepercayaan begitu saja,” tutur juru bicara pemerintahan Perancis, Christophe Castaner.

Kendati demikian, kemenangan besar ini tetap akan memberikan keleluasaan bagi Macron untuk menjalankan program revolusi yang ia janjikan, termasuk membersihkan politik Perancis hingga melonggarkan regulasi bagi investor.

Selama ini, Macron disebut-sebut sebagai pemimpin pembawa perubahan bagi Perancis. Ia merupakan pemimpin termuda di Perancis setelah Napoleon.

Pemikiran Macron yang dituangkan dalam prinsip LREM pun disebut dapat mengisi kekosongan dari partai-partai besar sebelumnya, seperti Sosialis dan Republik.

“Hari ini, kejatuhan Partai Sosialis sudah daat dipastikan. Presiden memiliki kekuasaan penuh,” ucap Jean-Christophe Cambadelis setelah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin Partai Sosialis.

Macron memang diperkirakan bakal memegang kekuasaan penuh. Dengan kepercayaan besar rakyat pada LREM, Macron bahkan diperkirakan tak membutuhkan bantuan dari sekutunya, seperti Francois Bayrou dan Modem.

Para oposisi pun mulai khawatir dan mendesak warga untuk tak membiarkan Perancis dipimpin oleh kekuatan mutlak. Seruan itu datang dari berbagai pihak, termasuk salah satu anggota parlemen sayap kiri, Jean-Luc Melenchon, yang bertekad akan melakukan “perlawanan sosialis” terhadap Macron melalui partai France Unbowed.

“France Unbowed yang akan menyerukan kepada bangsa ini, ketika momen itu datang, akan ada perlawanan sosialis. Dengan ini, saya memperingatkan kekuatan baru bahwa tak ada satu langkah pun yang akan dikorbankan dalam perjuangan hukum buruh,” katanya. (has)

Let's block ads! (Why?)