Di Yulin, pedagang daging anjing tetap melakukan rutinitasnya. Mereka berdagang daging anjing dan berbagai menu yang terbuat dari hewan yang disebut sebagi sahabat terbaik manusia itu.
Sebelumnya, pemerintah China dikabarkan akan melarang pergelaran festival yang kerap diadakan jelang musim panas itu. Selain itu, kelompok pembela hak hewan mengatakan bahwa pedagang daging anjing dan pemerintah telah mencapai kesepakatan untuk hanya menampilkan daging anjing dalam jumlah terbatas.
Namun, festival yang digelar selama sepuluh hari hingga akhir Juni tersebut, tetap menampilkan puluhan anjing yang telah dikuliti di atas meja panjang, siap dimasak.
Di sisi lain, kelompok pencinta hewan mengatakan tahun ini penjualan daging anjing menurun drastis.
Malah, di festival tersebut kini juga dijual daging sapi dan babi, sebagai alternatif bagi pengunjung yang tidak ingin menikmati daging anjing. Para penikmat daging putih juga bisa menikmati ayam dan ikan, selain barisan penjual buah dan sayuran.
Di depan gerbang festival, terlihat barisan polisi yang menjaga festival tersebut guna mencegah kerusuhan, yang kerap terjadi setiap tahun, antara pedagang daging anjing dan aktivis pembela hak hewan.
Seorang pemilik restoran bernama Yang mengatakan dia lebih banyak menjual sup bihun pada konsumen dan hanya beberapa yang memesan daging anjing.
“Biasanya, saat festival Yulin penjualan meningkat hingga sembilan kali lipat,” kata Yang, tanpa menyebutkan jumlah penuruan penjualan di restorannya.
Dia menambahkan, dalam sehari berhasil menjual enam ekor anjing, selama festival berlangsung.
Umumnya, saat Festival Yulin, ribuan anjing dibunuh dengan kejam, yang disebut para aktivis sebagai aksi yang brutal. Anjing-anjing tersebut dipukuli atau direbus hingga mati dengan kepercayaan bahwa semakin ketakutan anjing tersebut, dagingnya terasa lebih enak.
Sekitar 10 juta hingga 20 juta anjing dikonsumsi dalam setahun di China, menurut data Humane Society International (HSI).
Konsumsi daging anjing tidak dilarang di China, namun kelompok pembela hak hewan berusaha mengurangi penjualan daging hewan tersebut di festival Yulin.
“Kendati tidak ada larangan konsumsi daging anjing di China, tahun ini penjualannya menurun dan semakin banyak anjing yang bisa diselamatkan dari festival kejam ini setiap tahunnya,” kata Irene Feng dari Animals Asia, kepada AFP.
Sementara juru bicara HSI Wendy Higgins mengatakan menutup festival Yulin hanyalah kemenangan kecil, namun penting.
“Mengakhiri pergelaran Festival Yulin mungkin terlihat sebagai kemenangan yang kecil, tapi itu adalah langkah yang sangat penting,” kata Higgins.
Sementara Li Yongwei, warga Yulin mengatakan konsumsi daging anjing sudah merupakan tradisi di kotanya dan tidak ada bedanya dengan daging lainnya.
“Apa bedanya memakan daging anjing, dengan ayam, sapi atau babi?” kata Li.
“Ini adalah bagian dari kebudayaan lokal. Tidak seharusnya Anda memaksa orang melakukan apa yang mereka tidak mau. Merupakan hak asasi seseorang menentukan apa yang mereka ingin makan,” dia menambahkan.
Hal serupa disebutkan oleh Chen Bing. Dia mengatakan pemerintah tidak bisa begitu saja membatalkan pelaksanaan festival yang sudah berlangsung puluhan tahun.
“Festival ini akan terus berlangsung. Ini adalah keistimewaan di Yulin. Semua orang di kota ini memakan daging anjing dan itu adalah tradisi,” kata dia.
(les)
Baca Kelanjutan Dikritik Dunia, China Tetap Gelar Festival Makan Anjing : http://ift.tt/2tKSjC6Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dikritik Dunia, China Tetap Gelar Festival Makan Anjing"
Post a Comment