Menanti Kehancuran ISIS di Mosul

REUTERS , CNN Indonesia

Rabu, 21/06/2017 19:59 WIB

Artikel belum tersedia

Pasukan Irak semakin dekat pada kemenangan atas militan ISIS di Mosul. Namun di sisi lain, rakyat yang terjebak dalam bentrokan menjadi pihak yang paling menderita. Mereka kekurangan makanan serta air bersih, hingga banyak yang menderita kelaparan dan dehidrasi, terutama anak-anak. (REUTERS/Erik De Castro)

Warga diminta meninggalkan rumah mereka di wilayah Kota Lama, barat Mosul, saat pasukan keamanan Irak hendak menggempur kawasan dengan serangan udara. (REUTERS/Erik De Castro)

Warga Mosul melintas di jalanan yang terkena dampak serangan udara. Terlihat mobil-mobil hancur terkena bom dan berondongan peluru. (REUTERS/Alkis Konstantinidis)

Seorang anak laki-laki terlihat membawa adiknya yang masih bayi ke tempat aman guna menghindari serangan udara yang dilancarkan pasukan militer Irak kepada pejuang ISIS di Mosul. (REUTERS/Erik De Castro)

Sejak pertempuran untuk merebut kembali Mosul dimulai pada Oktober 2016, setidaknya 862 ribu orang terlantar, kehilangan rumah dan harta benda mereka. (REUTERS/Erik De Castro)

Kendati kehilangan rumah, sekitar 195 ribu warga memilih kembali ke Mosul untuk membangun kembali hidup mereka, termasuk warga asal Mesir Wasfa Ahmed dan bayinya yang berusia 2 bulan. (REUTERS/Alkis Konstantinidis)

Seorang anak perempuan yang terlantar usai keluarganya meninggalkan Kota Lama di barat Mosul, dievakuasi tentara. Bentrokan yang pecah sejak akhir tahun itu membuat banyak anak terlantar karena kehilangan orang tua. (REUTERS/Alkis Konstantinidis)

Komandan pasukan elit Irak Counter-Terrorism Service (CTS) Mayor Jenderal Maan al-Saadi menyebut para militan memberikan perlawanan sengit yang membuat upaya mereka merebut kota tersebut terhambat. (REUTERS/Erik De Castro)

Selain itu, para tentara juga mengkhawatirkan kondisi sekitar 100 ribu warga sipil yang masih terperangkap dalam pertempuran, terlebih jika bentrokan terjadi dalam jarak dekat. (REUTERS/Alkis Konstantinidis)

Pada Minggu, pasukan keamanan Irak menyebarkan lebih dari 500 ribu leaflet di sekeliling kota guna memperingatkan warga sipil bahwa mereka akan melakukan serangan besar-besaran “dari segala arah” dan meminta mereka bersembunyi. (REUTERS/Ahmed Saad)