Search

Korut-Suriah Diduga Kerja Sama Senjata Kimia

Laporan rahasia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut ada dua pengapalan dari Korea Utara ke badan pemerintah Suriah yang bertanggung jawab atas program senjata kimia terlarang selama enam bulan ke belakang.

Laporan panel pakar independen PBB yang diajukan ke Dewan Keamanan awal bulan ini menyebut kedua upaya pengapalan itu berhasil dicegat. Dalam laporan itu, tidak dijelaskan dengan rinci kapan atau di mana pencegatan itu dilakukan maupun barang apa yang hendak dikirimkan oleh Korut.

"Panel sedang menyelidiki kerja sama bahan kimia terlarang, rudal balistik dan senjata konvensional yang dilaporkan terjadi antara Suriah dengan Korea Utara," kata para pakar dalam laporan setebal 37 halaman yang diperoleh Reuters, Selasa (22/8).

"Dua negara anggota mencegat pengapalan dengan tujuan ke Suriah. Satu negara anggota lainnya menginformasikan kepada panel bahwa barang-barang itu merupakan bagian dari kontrak KOMID dengan Suriah."

KOMID adalah Kerja Sama Perdagangan Pertumbuhan Pertambangan Korea. Kerja sama itu dimasukkan ke dalam daftar hitam Dewan Keamanan PBB pada 2009 lalu dan disebut sebagai bandar persenjataan sekaligus eksportir peralatan terkait rudal balistik dan senjata konvensional utama Pyongyang.

Pada Maret 2016, DK PBB juga memasukkan dua perwakilan KOMID di Suriah ke daftar hitam.

"Pembelinya adalah entitas Suriah yang disebut Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai perusahaan terkait Pusat Studi dan Penelitian Ilmiah Suriah (SSRC), entitas Suriah yang juga diidentifikasi oleh panel telah bekerja sama dengan KOMID dalam pengiriman barang-barang terlarang sebelumnya," lanjut laporan itu.

SSRC adalah badan yang telah memimpin program senjata kimia Suriah sejak era 1970-an.

Para pakar PBB mengatakan aktivitas antara Suriah dan Korea Utara yang diselidiki juga termasuk kerja sama terkait program Rudal Scud Suriah dan pemeliharaan sistem pertahanan rudal darat ke udara Suriah.

Perwakilan Korea Utara dan Suriah di PBB belum merespons pertanyaan terkait hal ini.

Para pakar juga mengatakan sedang menyelidiki penggunaan racun syaraf VX di Malaysia untuk membunuh Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Februari lalu. Kasus itu diduga melibatkan seorang warga negara Indonesia, Siti Aisyah.

Korut sudah dijatuhi sanksi sejak 2006 karena program rudal balistik dan nuklirnya dan Dewan Keamanan PBB telah meningkatkan langkah itu untuk merespons lima uji coba nuklir dan empat uji coba rudal yang dilakukan belakangan.

Sementara Suriah telah sepakat untuk menghancurkan senjata kimianya pada 2013 lalu di bawah perjanjian yang ditengahi Rusia-Amerika Serikat. Walau demikian, sejumlah pengamat senjata dan diplomat curiga negara tersebut masih menyimpan senjata terlarang secara diam-diam atau mengembangkan persenjataan baru.

Dalam perang saudara yang telah berlangsung selama lebih dari enam tahun, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia mengatakan racun syaraf sarin setidaknya dua kali digunakan, sementara penggunaan klorin sebagai senjata sudah menyebar di mana-mana. Pemerintah Suriah berulang kali menampik tudingan tersebut.

(aal)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Korut-Suriah Diduga Kerja Sama Senjata Kimia : http://ift.tt/2wtLlpx

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Korut-Suriah Diduga Kerja Sama Senjata Kimia"

Post a Comment

Powered by Blogger.