Dalam surat kepada Gedung Putih, lima Senator dari Partai Republik mendesak Menteri Luar Negeri Rex Tillerson agar mengingatkan pemerintah Kuba tentang tanggung jawab terhadap para diplomat.
“Lebih jauh lagi, kami meminta anda segera menyatakan bahwa seluruh diplomat Kuba di AS persona non grata dan, jika Kuba tidak mengambil langkah tegas, tutup kedutaan besar AS di Havana,” tulis para senator itu.
Pada Agustus, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa sejumlah warga AS yang berhubungan dengan kedutaan besar negara itu di Havana menderita gejala fisik yang disebabkan oleh sejumlah “insiden” yang melibatkan gelombang suara (serangan sonik) sejak akhir 2016.
Enam warga Kanada di Havana juga mengalami gejala serupa.
Serangan ini dsebut sebagai serangan sonik yang memang tidak bisa didengar oleh semua orang.
Insiden ini membuat komunitas diplomatik di Havana merasa tidak nyaman dan Kementerian Luar Negeri Kuba hingga kini belum memberi penjelasan.
Penyelidikan oleh Kuba, Amerika Serikat dan Kanada yang telah berjalan selama beberapa bulan belum menghasilkan jawaban atas rincian serangan itu ataupun penyebabnya.
Sementara pada Agustus lalu, seorang pejabat Kanada mengatakan bahwa negaranya tidak berniat mengambil langkah diplomatik “dalam waktu dekat.”
Sumber yang dekat dengan penyelidikan ini mengatakan pemerintah Kuba sangat kooperatif dan bahkan menawarkan FBI untuk ikut turun tangan.
“Sepanjang pengetahuan kami, para pejabat AS di Kuba tidak pernah mencurigai Kuba sebagai pelaku,” kata sumber kantor berita Reuters ini.
Teori yang berkembang adalah Rusia, Iran atau Korea Utara yang terlibat karena ingin menciptakan duri dalam hubungan antara Kuba dan negara Barat.
Teori lain adalah perebutan kekuasaan di Kuba sendiri sehingga terjadi serangan sonik tersebut.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Serangan Sonik Kuba, Senat AS Minta Putus Hubungan"
Post a Comment